Pendidikan Masa Kini: Orangtua, Anak dan Guru Harus Bersinergi

Seiring berjalan waktu, hingga 2021, meski belum bisa menghilangkan semua kegagapan, terasa pelaksanaan pembelajaran mendapat ekuilibrium baru. Proses pembelajaran, daring khususnya, mulai mendapatkan bentuk yang relatif dikenali dengan baik, bukan hanya oleh guru dan siswa tetapi juga orang tua. Keadaan ini membahagiakan. Di dalam kekurangan, siswa-guru-orang tua mulai terbawa dalam kebiasaan baru yang relatif tidak baru lagi.

Pertanyaan mendasar yang menjadi dasar kegalauan dan harus mendapat pencerahan, benarkah proses pembelajaran daring sama efektif dengan luring terkait capaian kinerja akademik siswa? Termasuk dalam tiga ranah berikut, pengetahuan, keterampilan dan sikap. 

Kedua pertanyaan ini membuat banyak kalangan was-was, terutama yang awam dengan Sistem Pendidikan Jarak Jauh, SPJJ (Distance Education System). Pembelajaran daring (online learning) adalah bagian SPJJ yang sudah lama ada dan berkembang sejak 1900an di berbagai belahan dunia. SPJJ, secara teoretis dan praksis, sama dengan sistem pendidikan yang sudah ada selama ini. Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional kita, SPJJ juga masuk sebagai sistem pendidikan di Tanah Air.

Meski ada kesenjangan pemahaman perubahan pembelajaran luring ke daring, namun secara teoretis dan praksis, tidak ada perbedaan resultante. Dengan syarat masing-masing pendekatan pembelajaran yang dipakai memenuhi kaidah yang dipersyaratkan secara esensial. Selain itu pembelajaran daring maupun luring, yang utama adalah hadirnya learning. Pendekatan pembelajaran luring dan daring tidak berbeda sepanjang pengalaman belajar (learning experience) hadir. Meski dalam tatap muka, jika pengalaman belajar tidak hadir, pembelajaran tetap tidak efektif.

Pengalaman belajar diidealkan ketika secara bersama-sama berlangsung proses terkait cognitive presence (kehadiran kognisi), teaching presence (kehadiran pengajaran), social presence (kehadiran sosial) dan learner presence (kehadiran emosional siswa). Kehadiran keempat unsur ini secara simultan menjadi jaminan bahwa hasil akhir pembelajaran daring dan luring sejatinya sama.

Menghindari kegagapan akibat perubahan pendekatan pembelajaran luring ke daring, mari kita kenali unsur yang harus hadir sehingga pengalaman belajar terjadi. Guru dan orang tua dapat saling bersinergi mendampingi siswa (anak-anak) dalam pembelajaran. Terutama ketika dilaksanakan secara daring. Guru dapat memfokuskan proses yang menghadirkan kognisi siswa dan pengajaran. Orang tua bersinergi dengan siswa memastikan kehadiran fisikal, sosial dan emosinal secara terpadu.

Jadi, tidak usah terlalu galau akibat dari pergeseran pembelajaran luring ke daring. Pada dasarnya resultante luring dan daring sama sepanjang pengalaman belajar hadir. Lalu tetap memenuhi kaidah pelaksanaannya secara sistem. Sesungguhnya, kebiasaan menghadirkan pengalaman belajar bukan sungguh-sungguh baru. Tetapi menjadi baik jika guru, siswa dan orang tua mengupayakan mengadirkan pengalaman belajar menjadi kebiasaan baru secara sungguh-sungguh.

Inspirasi: 
Sembiring, M.G. (2021). Pedagogik Transformatif Pembelajaran Daring. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka).

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories