Pendidikan Kini dan Nanti Bukan Lagi Soal Pandemi

Sekarang mendadak berbeda. Yang dianggap masih sama, tetap membayar uang sekolah. Dan, masih harus pula ‘ikut’ sekolah. Dalam arti memastikan anak tepat waktu dan sudah duduk manis dengan berpakaian rapi menatap layar di mana para guru menyampaikan pelajaran lewat jaringan.

Photo by Julia M Cameron from Pexels

Tak terelakkan, situasi semacam ini menimbulkan potensi konflik internal keluarga. Anak frustasi dengan situasi belajar membosankan. Juga sangat melelahkan. Sementara orang tua merasa waktunya tersita karena sekarang harus ambil bagian sebagai ‘guru’ pengawas di rumah. Lebih jauh, kondisi ini dirasakan orang tua sebagai sebuah ketidakadilan.

Bisa jadi para orang tua menganggap kondisi belajar dari rumah ini bukan sebuah keberuntungan. Dalam arti di mana akhirnya bisa mengawasi dan berhadapan langsung terkait perkembangan pendidikan anak-anak. Tidak sekedar menyerahkan ke sekolah. Namun ternyata yang lebih tampak di permukaan adalah potensi konflik ‘kepentingan’ tadi. Merasa mendapat beban tambahan karena selain sebagai pengawas juga sebagai guru.

Pandemi membuat siswa dan orangtua merasa mendapat tekanan dan ‘bekerjasama menuntut’ guru agar dapat mengatasi masalah pendidikan selama pandemi. Jelas tenaga pendidik memang harus bertanggung jawab.

Namun jangan lupa bahwa tekanan yang ada pada para guru juga sama besar. Jangan-jangan bahkan mungkin lebih besar. Seakan dunia pendidikan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan kualitas menurun adalah terkait kemampuan mengajar para pendidik. Bukan lagi soal pandemi. Bisa dipastikan ini memunculkan kepanikan massal.

Kekuatiran semakin bermunculan mengingat belum dapat diperkirakan kapan pandemi akan berakhir. Adalah mustahil memecahkan persoalan di depan sana yang sesungguhnya tidak diketahui dengan orientasi yang kita ketahui saat ini.

Terus bertanya kapan pandemi berakhir agar pendidikan kembali seperti dulu tampaknya bukan isu lagi. Yang terpenting: Menerima bahwa situasi dan zaman telah berubah, apakah ada atau tidak ada pandemi!

Kita tidak bisa berdiam diri berharap sebuah situasi yang tidak diharapkan ini berakhir. Lalu kita duduk diam dan menganggap semua akan kembali baik-baik saja. Diimajinasikan seolah hal ini sebagai akhir dari sebuah situasi dengan konsep happy ending bagai dalam sebuah lakon film.

Tidak demikian! Sekali lagi, bukan demikian! Kita harus beradaptasi dengan situasi apapun yang sedang dihadapi. Caranya? Turut ambil bagian dalam sebuah perubahan. Bukan sekedar penonton perubahan. Harus ikut bersama perubahan. Sebagai pamain, bukan penonton. Aktif, bukan pasif, agar terhindar dari gilasan zaman dan peradaban!

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories