“Buat apa belajar public speaking, aku kan nggak pengen jadi presenter!”
“Mau jadi penulis ajalah, jadi nggak perlu bicara depan publik!”
“Aku nanti mau kerja di belakang layar, nggak perlu banyak omong!”
“Kalau aku? Hmm, nanti mau jadi apa ya?”
Oleh Ita Sembiring
Apapun pilihan anak di masa depan, keterampilan berbicara merupakan modal dasar menjalankan setiap profesi. Di depan maupun di balik layar, bertemu atau tidak dengan publik, dibutuhkan kemampuan berkomunikasi. Lantas ada komentar: “Saya kan terlahir pendiam, pemalu beda dengan anak itu, memang banyak bicara, pemberani, periang. Pokoknya sudah terlahir dengan talenta istimewa. Sama seperti orangtuanya, pintar ngomong.”
Benarkah kemampuan berbicara diperoleh dari garis keturunan dan merupakan talenta. Bisa saja demikian, tetapi juga merupakan hal yang bisa dipelajari.
Masalahnya adalah, kalau diajak mengikuti pelatihan public speaking, kerap kali terdengar komentar seperti di atas dan masih sederet lagi penolakan. Selain merasa belum perlu karena masih kecil dan terlalu dini untuk mendalaminya, juga karena merasa sudah punya pilihan kelak tidak akan memilih pekerjaan yang mengharuskan tampil di depan banyak orang. Tegas menolak menjadi pembaca berita apalagi sebagai pemandu acara maupun perbincangan.
Tetapi apakah keterampilan berbicara dipelajari semata demi keperluan tampil di depan publik? Dan yang tidak bercita-cita sebagai presenter, pemandu acara atau news anchor dan sejenisnya nggak perlu berlatih public speaking?
Sama sekali tidak demikian. Keterampilan berbicara sangat dibutuhkan tidak saja di depan publik atau saat berada di panggung. Bahkan sedang berdua saja dengan ayah atau ibu di rumah, guru di sekolah, atau teman di lingkungan sekitar, dibutuhkan keterampilan bicara yang sangat bisa dilatih.
Kapan sebaiknya anak mulai belajar public speaking? Tentu saja sejak dini, terutama sekali agar mereka terlatih menyampaikan dengan baik keinginan, perasaan bahkan pendapat. Ini sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri dan akan menjadikannya berani tampil serta tahu cara menyampaikan apa yang dirasakan sekaligus mengekspresikan diri.