Terjadi pandemi atau tidak, dunia menuntut semua insan selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan secara berkesinambungan agar tak tergilas zaman dan peradaban. Bagaimana kita melengkapi diri?
Untung ada resep manjur yang sesungguhnya sudah tersedia sebelum pandemi global mendera, yakni penguasaan tiga kelompok keterampilan (kecakapan) secara terpadu. Yaitu: (1) Keterampilan Belajar, (2) Keterampilan Literasi dan (3) Kecakapan Hidup.
Keterampilan belajar merupakan modal utama agar aman berselancar di abad 21 yang penuh gejolak. Terutama mempengaruhi anak-anak yang saat ini mengenyam pendidikan. Mulai tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai tingkat menengah (SMA/SMK).
Sebenarnya relevan juga untuk kita semua hingga tingkat perguruan tinggi. Empat keterampilan belajar; berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif, menjadi modal utama meredam gejolak perubahan.
Ada lagi tiga keterampilan literasi yakni, melek informasi, media dan teknologi yang juga sebagai modal utama mengatasi kemungkinan kita tergilas pergeseran peradaban. Kemudian, lima kecakapan hidup; fleksibilitas, kepemimpinan, inisiatif, produktif dan cakap social, secara terpadu sebagai modal mutlak mendahului masa depan.
Sebagai orang tua, bagaimana menyikapi dan memanfaatkan ketiga kelompok modal ini? Pola pikir apa sebaiknya diadopsi agar saat anak-anak menjalani pendidikan tidak melihat ketidakpastian bakal memperberat perjuangan mereka. Bukan menjadikan kompleksitas ini memberatkan mereka dalam menyiapkan dan manata masa depan.
Beberapa fakta berikut, meski benar dan apa adanya, jarang menjadi titik pijak kita dalam memfasilitasi dan mendukung perjuangan anak menyiapkan masa depan melalui pendidikan yang sesuai. Mari kita maknai dengan bijak.
