Tidak sampai hati memberikan sanksi kepada anak. Apalagi kalau sampai anak menangis, luluh sudah hati orang tua dan akhirnya mengalah lagi dan mengalah lagi. Sebagai tenaga pendidikan di sekolah menengah, yang mana para siswanya juga boleh dikatakan berada pada usia-usia bergejolak, pengalaman bersama mereka barangkali bisa bermanfaat buat para orang tua agar anak tidak sampai kecanduan HP terlalu dini. Berikut beberapa cara yang bisa dicoba.
1. Buat aturan yang jelas dan ajak anak sewaktu membuat aturan dalam penggunaan HP tersebut sehingga butir-butir aturan merupakan kesepakatan kedua belah pihak dan wajib dipatuhi kedua pihak juga. Termasuk jadwal penggunaan HP. Berdiskusi dengan anak bagaimana mengatur jadwal belajar, makan, beribadah, bersosialisasi dengan teman dan bermain HP.
2. Ada kesepakatan untuk menerima sanksi jika anak melanggar aturan dan jadwal yang disepakati tadi. Sanksi yang dibuat pun harus kesepakatan kedua pihak juga dan mendapat persetujuan bersama sebelum dilaksanakan. Entah itu berupa ‘penyitaan’ HP dengan jangka waktu tergantung tingkat pelanggaran yang dilakukan.
Dengan sistem penyitaan ini, karena mereka memang telah kecanduan, tentunya akan berat jika harus menghadapi penyitaan HP, maka dengan sendirinya mereka akan berusahan tidak melanggar kesepakatan karena tak ingin terjadi penyitaan.
3. Memberikan sanksi juga harus bermuatan pendidikan. Tidak sembarang menghukum. Seperti misalnya, untuk anak yang masih di Sekolah Dasar, minta mereka menghafalkan perkalian dan kalau sudah lancar baru boleh mendapatkan kembali HP nya. Bisa juga dengan mengerjakan tugas rumah seperti menyapu halaman, merapikan rumah, ditambah perjanjian tidak boleh meninggalkan ibadah.
Ketiga point sederhana berdasarkan pengalaman ini tentu saja tidak cukup tanpa konsistensi dalam menjalankan dan terutama sekali orang tua harus berani ‘tega’ menjalankannya. Ini bukan soal kasihan atau tidak, tetapi demi masa depan anak itu sendiri.
Kewajiban dijalankan, HP bisa digunakan..! Semoga terinspirasi ya Moms!
(Penulis adalah Guru SMPN 43 Medan)
Foto utama oleh Cottonbro dari Pexels
