Di Balik Kampanye Beauty in Diversity

Oleh Mahesa Desaga
Penulis & Sutradara Film

Semenjak istilah Woke Culture dikumandangkan, mulai banyak standar-standar lama yang digugat. Salah satunya adalah gugatan atas standar kecantikan yang disematkan untuk “menilai” wujud perempun ideal. Gugatan muncul ketika hadir kesadaran mengenai representasi tunggal untuk menunjukan wujud ideal perempuan.

Era keemasan Hollywood menjadi lokomotif terdepan sebagai ruang pencitraan ideal fisik manusia. Perempuan disebut cantik adalah yang berkulit putih, berambut lurus (seringkali berwarna pirang). Barang tentu perempuan dengan look tersebut yang selalu menjadi tokoh utama dari sebuah film, dan aktor yang memerankannya mendapatkan bayaran mahal (walau tidak semahal aktor pria), serta mendapat popularitas selangit.

Sebaliknya, sangat jarang perempuan berkulit hitam dari Amerika Serikat yang mendapatkan porsi serupa. Diperkuat juga dengan sorotan tentang ajang Miss Universe yang konon menasbihkan perempuan Tercantik sejagad, dengan berbagai macam standar yang sebetulnya ditentukan dari pandangan lelaki.

Harus diingat Miss Universe Foundation adalah milik dari Donald Trump, dan kita sendiri tahu bagaimana sepak-terjang Trump perihal pandangannya dan stand-politics-nya atas isu gender.

Bahkan doktrin standarisasi tersebut pun sudah disuntikan ke pikiran anak-anak melalui boneka Barbie yang super populer tersebut. Presentasi gadis muda berkulit putih, berambut pirang, dan berbadan langsing adalah cerminan perempuan sempurna yang harus dicapai oleh generasi masa depan para perempuan.

Woke Culture, yang menyuarakan kesadaran mengenai representasi yang setara terhadap setiap kelompok manusia, mulai membongkar standarisasi yang selama ini dianut secara umum. Mulai banyak model perempuan dengan berbagai keragaman karakter mendapatkan sorotan.

Mulai hadir brand kosmetik yang tidak lagi tunggal merepresentasikan brand mereka dengan perwujudn tertentu dari perempuan. Termasuk mulai jamaknya plus-size product dan model untuk menegaskan bahwa perempuan dengan plus-size juga adalah perempuan yang cantik dan berhak untuk mengekspresikan dirinya.

Indonesia dengan begitu beragamnya suku-bangsa pun sempat terjebak dengan standarisasi tentang konsep kecantikan. Contoh paling umum adalah ketika shampoo selalu menunjukan model perempuan dengan rambut lurus.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories