OPINI
Pandemi COVID-19 masih kian berlanjut. Himbauan untuk mengikuti dan memperketat protokol kesehatan diperkuat oleh berbagai stakeholder di Indonesia guna mengendalikan persebaran kasus COVID-19, seperti membatasi mobilisasi, menghindari kerumunan, menerima vaksinasi COVID-19, menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun, dan memakai masker dengan benar.
Masker memiliki kemampuan yang signifikan untuk mencegah risiko terkena COVID-19. Sebuah studi menunjukkan efektivitas masker dalam menurunkan resiko transmisi COVID-19:
- Masker kain terbukti dapat menurunkan resiko hingga 56%.
- Masker bedah atau masker medis terbukti dapat menurunkan resiko hingga 66%.
- Respirator N95 atau KN95 terbukti dapat menurunkan resiko hingga 83%.
Tentunya risiko akan semakin menurun apabila kedua belah pihak menggunakan masker saat bercengkrama secara tatap muka; sederhananya, semua lebih baik menggunakan masker. Tidak terbatas hanya untuk penderita COVID-19 ataupun orang-orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan penderita COVID-19.
Kebijakan penggunaan masker ini pun diperkuat mengingat cakupan pemberian vaksinasi COVID-19 di Indonesia masih dalam proses pemenuhan. Di tengah hiruk-pikuk kenaikan kasus COVID-19 varian Omicron, kedua hal ini menjadi dasar ketetapan kebijakan menggunakan masker ketika berada di tempat umum, terlebih di tempat tertutup, ataupun saat kontak dengan orang yang kita tidak ketahui riwayat perjalanannya.
“Kok tega ya Ibu itu pakai masker, tapi bawa bayinya jalan-jalan ga pakai masker?”
Di sisi lain, gunjingan di atas ini pun tak jarang kita dengar dari warga sekitar. Mengingat manfaat dan pentingnya pemakaian masker, apakah betul semua usia anak wajib menggunakan masker?