Jadi ada kesempatan megembangkan diri agar selalu fokus, mampu mengendalikan diri sebagai instrumen vital agar tidak diombang-ambingkan irama kehidupan yang seringkali memang tanpa berirama.
4. Berpikir Kritis
Salah satu cara terbaik membangun pemikiran kritis adalah melalui permainan beragam dan terbuka. Pastikan anak-anak memiliki waktu setiap hari untuk bermain sendiri atau bersama teman. Permainan kreatif termasuk mengambil peran seperti berpura-pura menjadi pemadam kebakaran atau pahlawan super.
Membangun struktur dan strategi, bermain dengan alat bantu seperti bola misalnya atau bergembira secara fisik, seperti main petak umpet. Banyak pilihan permainan yang membutuhkan strategi hingga memaksa anak-anak berpikir kritis agar tetap mengasyikkan.
Melalui bermain, jadi mampu membuat prakiraan, kelak menjadi modal membangun hipotesis. Mengembangkan kerangka dan hubungan sebab akibat sehingga terlatih jadi siap menghadapi tantangan dan mengambil resiko sebagai konsekuensi. Berani manggagas bahkan melaksanakannya.
Sekiranya gagal, mereka akan dibawa keadaan pada kondisi mencari solusi tepat jika menghadapi hambatan. Ini menjadi elemen penting dalam membangun pemikiran kritis.
Baca juga: Pilih Mana, Membangun Anak Tangguh atau Memperbaiki Anak Salah Asuh?
5. Berkomunikasi Asertif
Anak-anak membutuhkan interaksi pribadi dengan sentuhan tinggi setiap hari guna membangun keterampilan sosial-emosional. Agar tetap sehat dan berkembang sebagai modal dan kemampuan esensial memahami dan berkomunikasi dengan orang lain.
Kecepatan mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara asertif bervariasi. Ada yang cepat dan mulus, juga ada yang butuh lebih lama dengan pendekatan berbeda.
Anak-anak perlu belajar bagaimana “membaca” isyarat sosial, lalu cermat mendengar dan harus mempertimbangkan yang ingin dikomunikasikan secara efektif. Berkomunikasi asertif merupakan titik tengah dari berkomunikasi secara pasif dan agresif. Pasif artinya tidak berinisiatif, diam dan cenderung beku.
Akibatnya, tidak terjadi komunikasi efektif. Agresif artinya terlalu aktif, terkadang mendominasi dan menyerang. Akibatnya, sulit membuat kesepakatan.
Berbicara dengan orang yang lebih dewasa namun tetap setara serta memiliki minat serupa akan membantu membangun keterampilan ini. Kita sebaiknya menyediakan waktu seintens mungkin mendengarkan dan menanggapi komunikasi anak-anak tanpa distorsi. Melalui orientasi seperti ini kecakapan berkomunikasi akan lahir dan berkembang secara asertif.