Kolom
dr. Laksmita Dwana, S.S
Pandemi Covid-19 masih berlanjut dengan varian terbaru yang hadir sejak akhir tahun 2021. Sering kali terdapat tanggapan bahwa gelombang Omicron ini bersifat tidak berbahaya atau sebatas gejala batuk-pilek saja, sedangkan kenyataan menunjukkan bahwa angka kejadian rawat inap di rumah sakit pun kian meningkat, terlepas dari derajat keparahannya.
Secara tidak langsung, hal ini merupakan dasar bagi kita semua untuk tetap waspada terhadap lingkungan sekitar. Besar harapan kami, para tenaga kesehatan, agar penyebaran Covid-19 dapat diminimalisir dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan mencegah terjadinya overload kapasitas rumah sakit seperti gelombang kedua pada pertengahan tahun 2021 kemarin.
Sebelum berbicara lebih lanjut, tentunya Moms perlu mengenal gejala umum Covid-19 pada anak terlebih dahulu.
Gejala Covid-19 dapat meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sakit kepala, mual/muntah, diare, lemas, sesak nafas, disertai penurunan kemampuan menghidu (anosmia) atau penurunan kemampuan mengecap (ageusia).
Kriteria ini akan semakin didukung apabila anak memiliki riwayat kontak erat dengan penderita Covid-19 atau perjalanan ke luar kota/negara.
Baca juga: Tanpa Masker, Bagaimana Menjaga Anak di Masa Pandemi
Yang perlu diperhatikan adalah segera bawa anak ke rumah sakit jika ada tanda bahaya seperti:
- Laju nafas cepat.
- Usia < 2 bulan ≥ 60x/menit.
- Usia 2-11 bulan ≥ 50x/menit.
- Usia 1-5 tahun ≥ 40x/menit.
- Usia > 5 tahun ≥ 30x/menit.
- Cenderung tidur atau mengalami penurunan kesadaran.
- Tampak cekungan di dada atau hidung terlihat kembang kempis.
- Saturasi oksigen < 95%.
- Mara merah, ruam, leher membengkak.
- Demam > 7 hari.
- Kejang.
- Tidak dapat makan dan minum.
- Mata cekung.
- Jumlah atau volume buang air kecil berkurang.
Jika tidak ada tanda bahaya tersebut, anak memiliki kemungkinan untuk bisa menjalankan isolasi mandiri di rumah.
Pastinya, pertimbangan untuk melaksanakan isolasi mandiri di rumah tetap diputuskan oleh tenaga profesional, baik secara dalam ataupun luar jaringan, berdasarkan fasilitas yang ada, kemampuan untuk melakukan pemantauan kondisi anak, serta derajat keparahan gejala yang dialami oleh anak.