Pernah dalam kondisi agak demam, Mawar juga masih berangkat ke lokasi shooting karena tidak ingin mengganggu ritme kerja tim produksi. Tentu saja ini mengkhawatirkan, ditambah lagi ayahnya, Bastian Olivier de Jongh sempat tidak setuju dengan semua kegiatan ini karena ingin Mawar fokus ke pendidikan. Akhirnya memang semua kegiatan berkesenian terhenti. Tapi dengan janji Ibunda tetap tercatat dalam hati.
Saat kelas 2 SMP, merasa sudah cukup besar, janji Ibunda pun ditagih. Karena Mawar memang bisa menunjukkan tanggung jawab dalam pendidikan akademis, Hartawati pun sebagai Ibu bijaksana berkomitmen menepati janji. Mereka pun mengawali kembali.
Langkah pertama adalah memutuskan hijrah ke Jakarta, langsung mendaftar ke sekolah modelling. Dengan segala resiko meninggalkan usaha dan pekerjaan di Medan agar bisa mendampingi Mawar menggapai cita-citanya. Terlebih lagi tentu saja sebagai upaya menepati janji yang telah terucap.
Kali ini hanya Mawar yang tenggelam ke dunia seni, sementara Budi kakaknya fokus di jalur akademik dan mendapat beasiswa di bidang yang diminati.
“Perjuangan ini sangat tidak mudah, ada juga yang berpikir adalah ambisi saya menjadikan Mawar sebagai artis. Sama sekali tidak, ini adalah dukungan saya atas kemauan kerasnya di bidang seni juga memang berbakat. Saya sebagai Ibu murni memfasilitasinya menjalani karir penuh tanggung jawab,” ungkap Hartawati.
Baca juga: Kata Ahli Gizi Tentang Apa yang Baik Dimakan Jika Moms dan Pops Lapar Sebelum Tidur
Kini, seluruh kerja keras bersama sudah mengantarkan kedua anaknya menuju gerbang sukses sesuai minat masing-masing. Sedikit kisah soal nama yang teramat Indonesia, ternyata adalah keinginan ayahnya. Harus punya nama depan Indonesia baru diikuti nama berbau Belanda.
Jadilah kakak beradik ini diberi nama Budi Floris de Jongh dan Mawar Eva de Jongh. Tja! Tidak sekadar nama yang kental Indonesia, mereka pun memilih negeri ini sebagai tempat menetap dan berkarir. (IS)
Foto-foto dari koleksi pribadi Mawar de Jongh dan keluarga