Lebih jauh lagi, dalam buku Marriages and Families: Intimacy, Diversity, and Strengths yang ditulis oleh D. Olson, J. Defrain dan L. Skogran, berdasarkan Model Circumplex Olson, ditemukan 5 gaya parenting:
- Demokratis, tipe gaya pengasuhan yang dinilai paling ideal dari lima yang ada karena gayanya hangat dan mengayomi tetapi juga tidak terlalu memanjakan karena anak tetap diberi ruang untuk mandiri sementara disiplin diterapkan secara konsisten tetapi adil. Demokratis dikenal juga sebagai The Balanced Style.
- Otoritarian atau dikenal sebagai The Overbearing Style. Gaya parenting ini berporos pada orang tua atau salah satu dari orang tua yang mengkontrol anak dengan harapan tinggi. Anak cenderung menjadi lebih gelisah, kurang percaya diri.
- Permisif, bertolak-belakang dengan gaya Otoritarian, gaya asuh permisif memberi anak keleluasaan dan pilihan. Oang tua jarang menolak keinginan anaknya, menarik batasan dan menerapkan aturan. Ada ikatan kuat antara orang tua dan anak dan kebutuhan sang anak akan cukup terpenuhi. Akan tetapi, efeknya dapat menyebabkan anak bersifat suka menuntut orang tua dan cenderung hanya mempedulikan dirinya sendiri.
- Rejecting atau Penolakan, dikenal juga sebagai The Strict Style, yaitu gaya asuh yang menuntut keteraturan dan kepatuhan tetapi tanpa hubungan emosional kuat. Menurut Olson, anak cenderung menjadi bersifat pemberontak.
- Uninvolved atau Tidak Melibatkan Diri, gaya asuh di mana interaksi orang tua sangat minim sehingga anak bebas karena memang tidak banyak ada aturan dan batasan maupun pengawasan, sehingga hanya terbentuk sedikit ikatan emosional antara orang tua dengan anaknya. Anak jadi cenderung merasa terisolasi atau kesepian.
Demikian dulu bahasan kita saat ini, semoga dapat menjadi bahan bacaan yang meluaskan wawasan kita bersama.
Baca juga: Toxic Parenting dan 4 Indikatornya
Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels