Pola makan sehat, istilahnya sekarang adalah gizi seimbang, tetap harus diajarkan kepada anak-anak. Tujuannya adalah agar ketika anak-anak menginjak usia dewasa, mereka dapat terhindar dari berbagai jenis kanker. Perlu diketahui bahwa kanker yang dijumpai pada anak berbeda dengan yang dijumpai pada orang dewasa.
Kanker yang dijumpai pada anak tidak dijumpai pada orang dewasa dan sebaliknya. Misalnya, kanker bola mata pada anak tidak pernah dijumpai pada orang dewasa. Kanker bola mata hanya dijumpai pada anak balita. Demikian juga dengan kanker payudara yang hanya dapat dijumpai pada orang dewasa. Tidak pernah dilaporkan ada anak yang terkena kanker payudara.
Selain mengajarkan makan makanan dengan gizi seimbang, orang tua juga diharapkan mengajarkan anak untuk tidak merokok, mengurangi paparan terhadap zat kimia dan matahari, dan mencegah infeksi dengan melakukan vaksinasi. Sekali lagi, tujuannya adalah agar anak pada saat menginjak usia dewasa dapat terhindar dari berbagai jenis kanker yang mengancam orang dewasa.
Baca juga: International Women’s Day; Mendobrak Bias & Ketidakadilan Panjang Itu
Kembali kepada ibu-ibu yang sedang ngerumpiin anaknya, pembatasan makanan tentunya bukan lagi untuk mencegah terjadinya kanker karena anaknya memang sudah terdiagnosis kanker. Jadi, apakah ada gunanya anak-anak yang sudah terkena kanker diatur atau dibatasi jenis makanannya?
Anak-anak yang terkena kanker butuh energi selama menjalani kemoterapi. Energi yang mereka butuhkan dapat diperoleh melalui makanan. Seandainya makanan mereka dibatasi, tentu hal ini akan mempengaruhi kemoterapi yang sedang dijalani.
Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan anak tentunya juga akan terpengaruh. Semua mengetahui bahwa anak-anak masih bertumbuh dan berkembang. Agar proses tumbuh kembang anak yang terkena kanker tetap dapat berlangsung dengan baik, mereka butuh makanan dengan gizi yang seimbang, tanpa ada pembatasan.
