Sebagai orang dewasa, kita juga cenderung lebih memperhatikan perasaan orang sepantaran kita, seperti teman, rekan kantor, bahkan anggota keluarga lain ketika berinteraksi di dunia maya ketimbang kepada anak sendiri di mana kita seringkali lengah karena merasa toh mereka masih kecil. Lagi pula, toh kita orang tua mereka jadi punya hak istimewa?
Contoh sederhananya adalah ketika si kecil bertingkah laku lucu dan kebetulan terekam oleh kamera lalu orang tua ingin mengunggahnya ke akun sosial media atau grup WA yang isinya bisa saja orang tua teman si kecil, paman, bibi, guru, dan lainnya.
Menurut Ana Homayoun, penulis buku “Social Media Wellness: Helping Teens and Tweens Thrive in an Unbalanced Digital World”, sebelum berbagi konten yang melibatkan anak, ada baiknya sang anak diikutsertakan dan dijelaskan konteksnya terlebih dahulu dan kita lihat responnya.
Karena bisa saja hal yang lucu bagi orang tua justru membuat si anak merasa bodoh sehingga ketika diperlihatkan ke orang lain ia merasa dipermalukan. Apa lagi bila orang lain tersebut adalah orang yang ia segani atau hormati.
Bisa jadi di lain waktu ia menjadi terlalu hati-hati dalam bersikap, takut berbuat salah dan menahan ekspresinya karena tidak mau nanti terekam dan tersebar tanpa sepengetahuan dia.
“Kita perlu untuk mengajarkan anak apa itu yang dinamakan “consent” atau “persetujuan”, sejak dari mereka kecil. Persetujuan tidak menjadi penting ketika mereka menginjak masa remaja umur 15 ke atas tetapi sudah diperlukan sejak mereka masih balita, contohnya ketika ada Paman yang ingin memeluknya tetapi ia menolak. Atau, ketika ia tidak mau video rekaman ia menangis karena kehilangan mainannya.”
– Ana Homayoun
Screen Time
Tentunya anak-anak butuh peraturan untuk memastikan keseimbangan waktu yang diluangkan antara dunia daring dan luring. Kita semua sudah paham efek terlalu sering bermain di depan layar.
Tetapi lagi-lagi, alangkah baiknya bila hal tersebut juga kita terapkan pada diri kita juga sebagai orang tua, seperti contohnya, ikut meninggalkan ponsel kita ketika bersama di meja makan atau sama-sama membiasakan tidak menonton TV atau main ponsel sejam sebelum tidur.