Moms, Ini 3 Langkah Memulai Investasi Reksadana Online

Secara mendasar, terdapat paling tidak tiga jenis reksadana, yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, dan reksadana ekuitas (saham). Dari tingkat kerumitannya, reksadana pasar uang paling mudah dipahami. Reksadana pendapatan tetap sedikit lebih sulit dipahami dibandingkan reksadana pasar uang. Sedangkan, reksadana ekuitas paling rumit dimengerti. Jadi, jika Anda mau berinvestasi pada reksadana ekuitas, maka Anda butuh lebih banyak waktu dan tenaga untuk mempelajari saham yang menjadi isi dari reksadana ekuitas.

Dari sudut pandang jangka waktu tujuan investasi, semakin pendek jangka waktu tujuan investasinya, maka cari reksadana yang punya risiko likuiditasnya makin rendah. Risiko likuiditas merupakan potensi penurunan nilai investasi (kerugian) ketika investasi sewaktu-waktu ditarik. Reksadana pasar uang mempunyai risiko likuiditas yang nyaris tidak ada. Sedangkan, reksadana pendapatan tetap mempunyai risiko likuiditas lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang. Terakhir, risiko likuiditas tertinggi dimiliki oleh reksadana ekuitas.

Jadi, jika jangka waktu tujuan investasi Moms kurang dari satu tahun, maka reksadana pasar uang pilihan yang cocok. Untuk jangka waktu 1-3 tahun, reksadana pendapatan tetap lebih cocok. Sedangkan, reksadana ekuitas cocok untuk jangka waktu investasi di atas 3 tahun.

Baca juga: Corina Permatasari Munthe: Garang di Lapangan, Riang di Halaman

Langkah ketiga: Mulai Berburu Reksadana
Setelah Anda memilih reksadana yang cocok, maka langkah selanjutnya adalah memilih produk reksadana. Terdapat tiga kriteria yang dapat digunakan untuk memilih reksadana. Pertama, pilih reksadana dengan dana kelolaan yang besar. Dana kelolaan yang besar merupakan sinyal sarat pengalaman dan tingkat kepercayaan publik yang tinggi dari/terhadap manajer investasi.

Moms, Dari sudut pandang jangka waktu tujuan investasi, semakin pendek jangka waktu tujuan investasinya, maka cari
reksadana yang punya risiko likuiditasnya makin rendah. Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels.

Kedua, nilai investasi tercatat mengalami kenaikan dalam jangka panjang (3-5 tahun) dan dalam jangka pendek (kurang dari setahun). Jika dalam jangka pendek mengalami penurunan, maka sebaiknya dihindari dahulu.

Ketiga, bandingkan kinerja reksadana dengan instrumen investasi pembanding. Reksadana ekuitas pada umumnya dibandingkan dengan kinerja IHSG atau LQ45. Reksadana pendapatan tetap dibandingkan dengan indeks obligasi Indonesia. Sedangkan, reksadana pasar uang dibandingkan dengan tingkat rata-rata bunga deposito bank. Tentu pilih reksadana yang mencatat pertumbuhan di atas kinerja pertumbuhan dari instrumen pembandingnya.

Ketiga langkah ini diharapkan mendorong kepercayaan diri bagi para calon investor untuk berinvestasi. Mengetahui ketiga langkah di atas tidak cukup untuk sekedar diketahui. Pada akhirnya, kita butuh mengambil tindakan berdasarkan kemauan untuk memulai berinvestasi.

Selamat berinvestasi ya Moms.

Ardo R. Dwitanto adalah Head of Investment Gallery/Faculty di IPMI International Business School

Foto utama oleh firmbee(dot)com dari Unsplash

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories