Dalam imajinasi, ada emosi. Ragam rasa, entah itu marah, takut, bahagia, sedih, semua bisa muncul. Meski sebatas alam pikiran dan kerap disebut sebagai dongeng, yakinlah selalu banyak makna terserap. Sebab pelajaran tidak semata datang di alam nyata.
Hans Christian Andersen, yang dikenal sebagai Bapak dongeng dunia menuliskan; “Everything you look at can become a fairy tale and you can get a story from everything you touch.”
Semacam itulah kekuatan sebuah dongeng, meski tampaknya hanya menyajikan keindahan yang sulit terjangkau di depan mata. Atau sebaliknya penderitaan penuh lara, namun selalu terselesaikan sempurna. Pelajaran baik buruk kehidupan sangat mudah ditemui dalam sebuah dongeng.
Kisah indah dalam negeri dongeng sesungguhnya bukan semata menjual mimpi. Justru sarat pesan yang dapat dimanfaatkan sebagai pelajaran hidup. Bukan sekadar imajinasi sehingga kita pikir hidup selalu seindah negeri dongeng, tetapi malah berupa pemicu betapa impian indah bisa terwujud bila berupaya. Tidak lantas terlena dalam buaian dongeng.
Dalam dongeng mengalir rupa-rupa gagasan terkait berbagai kondisi, membuat alur cerita mampu memberikan pelajaran kehidupan dengan cara-cara romantis. Penyelesaian permasalahan tanpa harus memojokkan salah satu pihak, kerap jadi panduan berkualitas dalam menjalani kehidupan.
Tidak berlebihan rasanya ketika banyak Moms dan Pops membiasakan mendongeng sebagai pengantar tidur anak. Aktifitas sederhana tetapi mampu memberi dampak luar biasa dalam tumbuh kembang anak. Namun bukan berarti pula anak yang tidak mendapatkan kesempatan dibacakan dongeng lantas berbeda ya.
Baca juga : Mendongeng Energi Positif yang Menghibur dan Menyembuhkan
Sama sekali bukan! Banyak cara melakukan hal-hal berkualitas, dan mendongeng bisa jadi salah satu pilihan asik.
