Parennial: 5 Gaya Parenting ala Milenial yang Patut Dicontek

  1. Co-Parenting

Orang tua Milenial lebih sibuk dalam pekerjaannya karena tidak jarang keduanya bekerja. Tetapi. di lain sisi ada indikasi yang menunjukkan mereka senang meluangkan waktu lebih banyak bersama anak-anaknya.

Hal ini tidak hanya disebabkan terpaksa karena pandemi yang sempat mengharuskan kita stay at home tetapi juga dikarenakan peran domestik ayah yang telah banyak mengalami pergeseran sejak jaman orang tua mereka dahulu.

Menurut riset dari Boston College’s Center for Work and Family, 85 persen Ayah Milenial sangat antusias terhadap tugas mengasuh anak sehingga banyak keluarga yang menerapkan metode co-parenting atau gaya asuh proporsional antara pasangan yang keduanya bekerja.

Hal ini mengakibatkan kesibukan kerja dan mengurus keluarga menjadi tidak lagi terpolarisasi sehingga keduanya dapat dijalankan oleh masing-masing pasangan.

Baca juga: Inspirasi Makanan Sehat Special Weekend untuk Anak

  1. Positive Parenting

Menurut Dr. Kathleen Gerson di atas tadi, sekitar pertengahan abad 20 ada pergeseran signifikan dalam mendidik anak. Disiplin dan aturan keras untuk mencegah perbuatan yang salah perlahan mulai tergantikan oleh pendekatan yang mendorong perilaku positif ketimbang ancaman untuk menghukum perilaku nagatif.

Orang tua Milenial berusaha menghindari gaya asuh otoriter karena sebagian dari mereka merasakan sendiri bagaimana pendekatan otoriter berisiko tinggi memutuskan jalur komunikasi yang sehat antara anak dengan orang tua.

  1. Fleksibilitas

Rutinitas penting bagi anak karena memberikan mereka kepastian sehingga kegiatan sehari-hari seperti bangun tidur, sarapan, berangkat sekolah, mengerjakan PR, makan malam, dan sebagainya baiknya ditentukan pada waktu yang jelas.

Akan tetapi, seringkali ketika kedua orang tua bekerja, mereka tidak bekerja di perusahaan, tempat dan bahkan bidang yang sama sehingga jadwal masing-masing juga tidak selalu cocok.

Seorang karyawan bisa saja mendadak diminta lembur atau bertemu klien sesuai kebutuhan, sementara pekerja profesional bisa jadi mendapat kesempatan yang tidak diduga untuk mendapatkan sebuah proyek. Semua ketidakpastian ini membuka kemungkinan waktu rutin berkumpul sehari-hari tidak dihadiri lengkap oleh anggota keluarga. Terutama ketika makan malam, yang bagi generasi sebelumnya dianggap saktu krusial bagi kelaurga untuk berkumpul.

Walaupun orang tua Milenial sangat mengutamakan kebersamaan, mereka tidak terlalu kaku dan waktu akhir pekan atau liburan, termasuk cuti, kerap menjadi kesempatan menebus kebersamaan yang bisa jadi terlewatkan kemarin-kemarin.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories