Orang Tua dan Dokter, Tingkatkan Pengetahuanmu terhadap Anak-anak dengan Kanker

Tiga kejadian di atas peran utamanya adalah orang tua.

Lain orang tua, lain pula dokter.

Cerita ini dikisahkan oleh orang tua yang anaknya mengalami demam. Mengingat saat itu lagi musim demam berdarah, orang tua membawa segera anaknya ke dokter. Dilakukan pemeriksaan darah dan ternyata nilai trombosit atau keping darahnya rendah. Atas dasar itu, dokter meyakini diagnosisnya adalah demam berdarah dan merawat anak tersebut di rumah sakit. Dalam pemantauannya setiap hari, tidak terlihat ada kenaikan trombosit hingga mendekati hari ketujuh. Setelah dikonsulkan ke dokter anak, ternyata sang anak dicurigai mengalami kanker darah atau leukemia.

Selain itu, banyak juga orang tua lain yang bercerita bahwa sebelum anaknya didiagnosis kanker, ada dokter yang mengatakan kalau anaknya terkena tipus, flu biasa, kurang darah, dan banyak lagi penyakit lainnya.

Baca juga: Rahasia Jadi Menantu Idaman: Jaga Hubungan dengan Mertua!

Masih berdasarkan cerita dari orang tua, ada dokter yang merawat seorang anak dengan memberikan obat anti tuberculosis karena menemukan pembesaran kelenjar getah bening di leher. Obat-obatan tersebut bahkan diberikan hingga lebih dari 6 bulan karena benjolannya semakin besar. Tidak puas dengan hasil pengobatan yang diberikan oleh dokter, orang tua membawa sang anak ke dokter lain. Di dokter yang kedua, baru diketahui bahwa ternyata anak tersebut terkena kanker kelenjar getah bening atau limfoma.

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Kalau dipikir-pikir, mengapa cerita-cerita di atas harus terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari? Ujung-ujungnya, anak-anak yang menjadi korban dari semua ini karena ketika didiagnosis, kankernya sudah dalam kondisi atau stadium yang lanjut.

Jika kita amati lebih dalam, dari sisi orang tua, masih banyak yang belum terpapar dengan informasi tentang kanker anak. Ketika anaknya dinyatakan kanker, mereka tidak dapat menerima kenyataan tersebut. Respon pertama orang tua adalah menyangkalnya dengan membawa anak mereka ke pengobatan-pengobatan yang bersifat non medis.

Hal itu menjadi salah satu penghambat bagi dokter untuk dapat mengobati dan menyembuhkan anak yang terkena kanker sejak dini. Lain cerita seandainya anak dibawa segera ke dokter dan orang tuanya langsung menyetujui program pengobatan yang diajukan dokter. Tidak mustahil anak yang terkena kanker dapat sembuh.

Lalu. mengapa sampai ada juga cerita yang melibatkan dokter? Sebagai seorang dokter juga, saya mengerti pemikiran di belakangnya, apa lagi dokter-dokter yang ada di fasilitas terdepan.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories