Selamat Hari Film Nasional
Konon kegagalan maupun keberhasilan sebuah film berada di tangan produser. Sungguh dibutuhkan pengalaman yang lahir dari sebuah pengetahuan, teknis dan kreatifitas tidak sesaat demi memangku jabatan produser film
Ada sederet pertanyaan terlebih dahulu dipersiapkan Tia Hasibuan untuk ditanyakan pada dirinya sendiri sebelum memutuskan memproduseri sebuah film atau tidak. Meski keterlibatan sebagai produser film laris sudah tak terbilang, namun bukan hal mudah pula memutuskan bersedia atau tidak menjadi produser sebuah produksi film. Sebab produser sangat bertanggung jawab mulai dari saat pra-produksi, produksi sampai pasca produksi.
“Pertama banget aku akan bertanya pada diri sendiri dulu. Mulai dari ceritanya, resonate kah sama diriku? Sambil mikir apakah cerita tersebut memang perlu disampaikan pada saat itu,” ujar Tia soal pertimbangan apa saja jadi perhatiannya sebelum memutuskan sebagai produser.
Rangkaian pertanyaan masih berlanjut lagi seputar apakah film itu nantinya secara komersil punya potensi bisnis atau merupakan Arthouse Film. Ini sangat menentukan pendekatan seperti apa akan dilakukan.
Baru kemudian menyusul soal besaran budget yang dibutuhkan. Bila nanti jadi produsernya, kira-kira berapa banyak dana bisa dia kumpulkan dengan membuat daftar akan dari mana saja sumber dana yang bisa diakses. Adakah pihak-pihak terkait bisa diajak kerja sama, mulai dari sumber daya manusia, dana, rental peralatan, post house dan kemungkinan lain menyangkut perhitungan biaya.
“Satu pertanyaan terakhir setelah semua hal di atas terjawab adalah kapan rencana diproduksi. Setelah semua terjawab, baru aku putuskan menerima tawaran sebagai produser atau tidak,” jelas Tia lagi.