Mencuri Demi Susu Formula – Apakah 4 Sehat 5 Sempurna Masih Relevan?

Saya menilai masyarakat Indonesia masih banyak yang belum “move on” dari jargon yang berbunyi: 4 Sehat 5 Sempurna (4S5S). Dinyatakan sempurna bila ditambahkan susu dalam komposisi makanan yang dimakan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya orang tua yang menanyakan susu formula apa yang terbaik untuk diberikan kepada bayinya setelah disapih.

Perlu diketahui bahwa jargon 4S5S sudah tidak berlaku lagi dan sudah diganti dengan yang baru, yaitu: Makan Makanan dengan Gizi yang Seimbang.

Foto oleh Pixabay dari Pexels

Hal yang menarik dari jargon yang baru ini adalah bahwa tidak ada lagi keharusan bagi anak-anak untuk minum susu.

Semoga dengan penjelasan berikut, orang tua tidak perlu lagi merasa bersalah atau berdosa jika anaknya tidak diberi susu. Melalui pemberian makanan yang memenuhi kriteria gizi seimbang, anak tetap dapat bertumbuh dengan baik.

Ketika seorang bayi lahir, berilah air susu ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan.

Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sampai usia 2 tahun.

Setelah disapih, anak-anak cukup makan makanan dengan pola gizi seimbang.

Saya termasuk generasi yang masih harus minum susu supaya sempurna. Bangun tidur, mau berangkat sekolah, harus minum susu dulu. Malam sebelum tidur, minum susu lagi. Suka, tidak suka susu, orang tua tetap memaksa anaknya untuk minum susu.

Ketika masih duduk di bangku kelas 2 SD, saya diminta mewakili sekolah untuk mengikuti lomba makan sehat. Saya tidak menang karena tidak minum susu. Akibatnya, guru serta orang tua marah dan kecewa kepada saya.

“Kenapa tidak mau minum susu? Susu kan sehat buat tubuh kamu”, demikian lebih-kurang ocehan mereka ketika saya kalah lomba gara-gara tidak minum susu. Susu, susu, dan susu, karena memang dulu semua menganut 4S5S.  

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories