Saat si kecil berbohong, apakah tindakan itu sekadar sebuah dorongan imajinasi sesaat atau memang suatu ketidakjujuran yang disengaja?
Moms, anak-anak perlu diajari mengapa menyampaikan kebenaran dan berkata jujur itu adalah perilaku baik.
Sebagai orangtua, penting untuk menyampaikan kepada anak bahwa bila berkata dusta kepada orang lain, maka pada akhirnya bisa membuat orang lain kecewa dan hubungan baik; persaudaraan, pertemanan atau persahabatan menjadi terganggu.
Bagaimana Moms bisa membuat anak berhenti mengarang cerita dan membiasakan dirinya mengatakan yang sebenarnya? Apakah mengarang cerita sama dengan mengucapkan kebohongan?
Kadangkala kita bisa memperdebatkan niat; misalnya kita mengarang cerita yang dimaksudkan untuk menghibur atau memang untuk menipu. Tetapi sebagai balita, dapatkah si kecil benar-benar mengetahui perbedaannya?
Di lansir dari Gulfnews.com, Carla Chedid dari Open Minds Center yang berbasis di UEA ini menceritakan bahwa kebohongan biasanya dimulai pada usia tiga tahun.
“Biasanya anak-anak mulai berbohong pada usia tiga tahun dan mereka meningkatkan perilaku berbohong antara empat dan enam tahun. Semakin bertambah usia mereka, semakin mereka lebih menguasai kebohongan dengan mencocokkan kata-kata mereka dengan ekspresi wajah mereka, sehingga orang dewasa merasa sulit untuk membedakan antara kebenaran atau kebohongan mereka,” Ungkap Carla lebih jauh.
Baca juga: “Sharing is Caring” – 6 Tips Ajak Si Kecil Berbagi
Ciptanti Parsaulina, M.Psi., psikolog dari HatiPlong, sebuah pusat layanan kesehatan mental online, menuturkan bahwa Schaefer dan Millman, 1981 menjelaskan bahwa perilaku berbohong bisa dipelajari anak seiring dengan perkembangan yang dialaminya.
Untuk anak pra sekolah yang masih dipengaruhi oleh pikiran fantasi maka berbohong adalah hasil dari angan-angannya yang mungkin akan berbeda dengan kenyataan yang dihadapi anak.
Sedangkan untuk anak di jenjang sekolah, kebohongan biasanya karena ingin menghindari hukuman, mendapat keuntungan dari orang lain, dan lain-lain. Tahapan perkembangan moral dari tiap anak akan berbeda-beda dan juga pemahaman mengenai kebohongan tersebut.
Sisi Positif
Bukan berarti anak pintar mengarang cerita itu selalu jahat. WebMD yang berbasis di Amerika Serikat mengatakan berbohong pada anak merupakan indikasi sejumlah momen tumbuh kembang dengan perkembangan positif, termasuk:
Kemampuan kognitif. Dibutuhkan keterampilan kognitif untuk mengatur tindakan, merencanakan kebohongan, dan menyusun strategi. Berbohong adalah perilaku yang bermasalah, tetapi itu bisa menjadi cara anak Anda mengembangkan pikiran dan tindakannya.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat DHA dan Omega: Karena Otak Juga Butuh “Makanan”
Mengontrol pikiran. Dalam benaknya, anak Anda kadang harus menentang apa yang mereka pegang demi mempertahankan kebohongan. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa anak dapat menyimpan pemikiran yang bertentangan dalam pikiran mereka dan mengontrol tindakan mana yang mereka bicarakan.