Mengasuh anak itu urusan Ibu
Bagian Ayah mencari biaya buat mengasuh
Wow, benarkah masih begitu?
Meski seruan kesetaraan gender terus bergema, tetap saja masih banyak ‘pembagian’ tugas masih terikat pada konstruksi gender. Sebutlah soal ranah rumah tangga, tampaknya otomatis menjadi dominasi kaum perempuan.
Terlebih dalam pola pengasuhan anak. Seolah-olah sudah demikian tuntutan peran bahwa kehadiran perempuan wajib dalam tumbuh kembang anak dan bertanggung jawab penuh atas pembentukan karakter.
Repotnya lagi, jika terjadi sesuatu yang dianggap salah asuh, meski sesungguhnya jelas figur panutannya adalah ayah, tetap saja ibu jadi tumpuan kesalahan. Beberapa dialog di bawah ini kerap terdengar meski klise.
Baca juga: Si Kecil Sudah Mulai Melek Internet: Sikapi Sejak Dini!
“Lihat tuh anak ibu, nilai jelek, nakal, gimana sih ngajarinnya.”
“Waaah keren nih juara, siapa dulu dong bapaknya.”
Moms dan Pops, katakanlah ibu bertanggung jawab dalam urusan pengasuhan. Ayah memenuhi segala yang menyangkut biaya kebutuhan untuk mengasuh. Sekiranya pembayaran uang sekolah terlambat, umumnya para ibu bakal maju sebagai pasukan negosiasi. Masih di tambah ‘semprotan’ kecil pula: “Ibu gimana sih ngatur uangnya. Sudah disetor semua, kok bisa sampai uang sekolah belum terbayar.”
Selalu begitu! Tapi, bagaimana kalau kita lupakan saja dulu soal pembagian tugas keluarga seturut konstruksi gender tradisional. Sepertinya asik juga membahas serunya peran ayah bila turut campur dalam pola pengasuhan anak?
Baca juga: Seri BABY MILESTONES: Usia 6 Bulan – Mengenal 5 Buah-Buahan Terbaik untuk Si Kecil
Konon di mana seorang ayah ikut mengasuh anak, maka perannya menjadi penting dalam membentuk beberapa pola pikir yang sangat dibutuhkan anak-anak sebagai bekal masa depan. Seorang ayah biasanya merupakan figur yang bisa dijadikan anak-anak sebagai potret membentuk kemandirian, tegar dan tegas dalam mengambil keputusan.
Kerap kali ada perbandingan antara figur ayah yang selalu imajinatif dan penuh tantangan. Sementara sosok ibu bisa dipastikan mengasuh anak-anak penuh kelembutan, perhatian bahkan ekstra hati-hati. Kadang anak mulai tumbuh remaja bahkan dewasa pun tetap saja diperlakukan sebagai bocah yang terus dikendalikan polahnya.
Beda banget kan dengan ayah. Pelajaran lain yang didapatkan anak saat ayah turun tangan mengasuh, mereka juga belajar bahwa pria dan wanita memiliki cara dan pendekatan berbeda. Semua ini memperkaya khasanah ilmu hidup anak anak.
Bermain dengan ayah biasanya, selain penuh tantangan, tetapi juga memberikan perlindungan, maka anak akan belajar mengendalikan diri. Akhirnya akan terbangunlah rasa percaya diri yang tinggi. Bersama ayah, anak-anak dipersiapkan menghadapi kehidupan nyata.
Selain itu, gaya asuh para ibu kerap menekankan nilai keadilan dan kewajiban lewat berbagai aturan yang sengaja dibuat. Bersamaan dengan itu para wanita akan menekankan rasa simpati, perhatian dan kepedulian sosial.
Baca juga: Sains di Balik Beragam Ulah Si Kecil yang Menggemaskan
Jelas sekali kan seperti apa hasilnya kelak pembentukan karakter seorang anak bila dua cara dari pendekatan ayah dan ibu ini digabungkan? Tentu saja wajib menjauhkan hal-hal bersifat otoriter dan lebih mengedepankan demokrasi. Saling mendengar pendapat diantara kedua orangtua, terlebih lagi antara orangtua dan anak.
pria dan wanita memiliki cara dan pendekatan berbeda. Semua ini memperkaya khasanah ilmu hidup anak anak.
Jadi, untuk para ayah jangan sungkan ya ambil peran dalam mengasuh anak dengan tetap membina kerjasama dan hubungan baik dengan pasangan.(IS)
Foto utama oleh Awang Ruswandi