Jaman sekarang, sebagai orang tua, mungkin tidak jarang ketika kita terpaksa menawarkan si kecil gawai agar anteng sehingga kita dapat menyelesaikan tugas rumah lainnya.
Gawai memang obat yang sangat manjur, anak kecil dengan cepat akan beradaptasi dan melebur dengan konten di dalam layar kaca yang sangat menarik baginya karena menawarkan berbagai stimulan audio dan visual yang interaktif. Selain juga bahwa konten yang mereka tonton memang dibungkus sebagai produk hiburan sehingga tentunya sangat jauh lebih bervariasi dibanding bila ia sekedar duduk manis mengamati sekitarnya saja.
Baca juga: Si Kecil Sudah Mulai Melek Internet: Sikapi Sejak Dini!
Akan tetapi, banyak orang tua saat ini yang mulai merasa tertarik, bahkan penasaran, sebenarnya apa sih dampak yang dialami otak si kecil bila terlalu banyak terekspos layar kaca elektronik tersebut?
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sendiri secara resmi menyarankan agar bayi di bawah 24 bulan tidak diperkenalkan kepada gawai. Sementara bagi yang usianya 2 – 3 tahun, sebaiknya hanya menggunakan gawai maksimum satu jam sehari saja.
Sekilas terkesan cukup ketat, tetapi hal tersebut bukan tanpa alasan kuat.
Belum ada penelitian yang dapat mencapai kesimpulan mutlak akan bahaya bermain gawai bagi anak kecil, akan tetapi banyak hasil temuan para ilmuwan yang mengindikasikan pentingnya mengajak anak untuk tetap mengeksplorasi alam sekitarnya. Karena hanya dengan demikian si kecil mendapat kesempatan mengembangkan kemampuan sosial dan kognitifnya yang akan ia butuhkan kelak. Sebagaimana terkuak dalam film dokumenter Brain Matters karya Carlota Nelson.