2. Praktikkan Cinta Tak Bersyarat
Takut gagal langsung terkait dengan harga diri, juga keyakinan bahwa seorang berharga sebagai pribadi. Anak-anak biasanya mengikat harga diri dengan apa yang orang tua pikirkan tentang mereka.
Merasa orang tua tidak akan mencintai apalagi menghargai bila tidak mempertahankan nilai tinggi. Was-was jika tak mampu berkinerja tinggi di bidang olah raga atau karya seni artistik. Galau bila tak berperilaku sempurna. Percaya atau tidak, secara alami keyakinan ini menghasilkan rasa takut akan kegagalan.
Perasaan harga diri anak-anak dapat ditingkatkan dengan menjelaskan bahwa kita mencintai mereka tanpa syarat. Terlebih jika membuat kesalahan atau kegagalan. Harus mampu menunjukkan cinta itu bukan “jika” atau “karena” tetapi cinta adalah “apa saja” dan “meskipun.”
Mustahil mengharapkan anak-anak sempurna, dan pastikan mereka mengetahui ini. Hindari mengirim pesan menyalahkan karena mengkhawatirkan pekerjaan rumah mereka dan mengoreksi semua jawaban yang salah. Atau memberi tahu apa yang harus ditulis atau bagaimana menyelesaikan tugas.
Baca juga: Terjawab: 5 Hal Paling Sering Ditanyakan Orang Tua Tentang Efek Gula Pada Si Kecil
Ini membuat anggapan anak-anak bahwa proses belajar kurang penting daripada kinerja dan nilai. Selalu khawatir orang tua kecewa jika mereka gagal mencapai harapan kita.
Redakan kekhawatiran ini demi anak-anak. Perlihatkan rasa bangga atas usaha dan kegigihan mereka. Termasuk mengungkapkan kebanggaan atas cara mereka merespons kesalahan dan bahkan kegagalan.
3. Bantu Fokus pada Solusi
Bayangkan melihat pekerjaan rumah anak-anak tergeletak terlupakan di atas meja, ditinggalkan begitu saja. Bagaimana orang tua belajar melihat hal ini dan mampu melepaskan agar anak-anak sukses?
Tak perlu seekstrem ini, namun baik juga membiarkan anak-anak “gagal” daripada melindungi mereka dari masalah. Bantu mereka fokus pada solusi! Diskusikan, harus mengambil tindakan apa dan konsekuensinya. Lalu bagaimana konsekuensi tersebut dihindari di masa depan?
Ajukan pertanyaan, “Apa yang salah dan upaya memperbaiki atau mencegahnya agar tidak terulang di lain waktu?”
Baca juga: Moms, Ini 5 Jurus Tetap Sehat di Bulan Ramadan
Bantu mereka menemukan strategi sebagai cara efektif membantu anak-anak memerangi rasa takut salah atau akan gagal. Biarkan mereka berpikir tentang solusi namun juga tidak ada larangan memberi saran.
Lewat pendekatan ini, anak dilatih tidak frustrasi, kecewa atau menyerah dalam menanggapi kegagalan. Jadi belajar bahwa kegagalan berarti kembali ke titik nol dengan merancang pendekatan dan strategi baru yang lebih baik dan lebih pas.