“Satu tahun jengkel, 16 tahun bahagia sampai sekarang. Apalagi saat siswa datang bawa kabar kelulusan dan diterima kerja. Langsung tersentuh hati ini meski ingat dulu pernah didorong siswa hingga terjatuh,” kenangnya.
Bila ada perlakuan tidak menyenangkan dari siswa sepanjang karir sebagai guru, biasanya langsung refleksi diri. Juga tetap tersedia kata maaf untuk para siswa.
“Pastilah ada sebab mereka berbuat sesuatu. Apalagi sayapun dijuluki Guru killer dan tegas menghukum tiap ada pelanggaran. Hukumannya berat, tapi melewati sebuah kesepakatan,” tutur dokter yang menyelesaikan pendidikan S2 nya di Institut Pertanian Bogor.
Bertahan jadi guru hingga kini, selalu terharu ketika siswa-siswa tetap mengingat, terlebih di hari istimewa seperti ulang tahun tiba-tiba ada kejutan di rumah. Kelelahan mengajar termasuk diisenginpun segera pupus.
Baca juga : Mendidik dengan Cinta
Bukan soal hadiah atau benda sebesar apa, tetapi tetap diingat siswa saja sudah merupakan kebahagiaan tak terbilang.
Tja! Apapun latar belakang saat memilih, memutuskan hingga pengabdian sebagai guru, selalu ada torehan kisah menarik dan mengharukan di baliknya. Tinggal bagaimana menerima serta menyikapinya. (IS)
Terima Kasih Bapak Ibu Guru, Engkaulah Pelita Penerang dalam Gulita
Mencerahkan
selamat hari pendidikan nasional
semoga pendidikan dan guru-guru kita maju terus