KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING
Repotnya, tak ada yang tahu dan mampu mengetahui sebesar apa cinta yang harus kita miliki mendampingi anak tumbuh dengan baik.
Indahnya, kita punya titipan berharga untuk dicinta selama sisa masa hidup ini!
Kabar baik: Tidak ada cara paling bernas dan pasti pas membesarkan setiap anak.
Tersirat, terbuka harapan setiap orangtua berpeluang mendampingi tumbuh kembang anak dengan baik.
Sejumlah riset menggambarkan membesarkan anak mandiri dan berkarakter lebih efektif secara authoritative dibanding authoritarian. Kita ingin anak-anak mendengarkan, menghormati, dan memercayai kita daripada takut. Kita ingin jadi orangtua dengan helicopter view – melihat dan mendukung tumbuh kembang anak secara utuh. Tampak mudah menetapkannya sebagai harapan untuk dicapai tetapi tidak mudah mewujudkannya.
Bagaimana menemukan keseimbangan yang pas?
Saat anak bertumbuh-kembang maka tantangan mereka ikut berubah juga pemikiran bergeser. Namun pendekatan pendampingan harus tetap konsisten, jelas, dan bernas didasari cinta utuh.
Baca juga: Baby Talk: Seberapa Pentingkah Bahasa bagi Bayi?
Bantu anak-anak belajar melalui pengalaman bahwa upaya membangun kepercayaan diri akan membantu kecakapan mengatasi tiap tantangan dan hambatan. Uji dan terapkan harapan kita tentang apa yang dapat dilakukan anak-anak secara mandiri tanpa kehilangan jati diri.
Sekali lagi, tidak ada cara tunggal, pasti pas apalagi dijamin manjur membesarkan anak sesuai diidamkan. Hanya upaya melakukan tindakan terbaik berdasar cinta dan percaya diri. Lalu, nikmati kebersamaan dengan anak-anak sejak kecil sampai dewasa.
Refleksi: Apa yang membuat orang tua mumpuni?
Berjuang membuat keputusan demi kepentingan terbaik anak tentunya. Orangtua keren itu bukan semata tindakan, tetapi yang tak kalah penting niat dan ketulusan. Tidak harus sempurna. Baik orangtua maupun anak, tak ada yang sempurna. Ingat selalu hal ini ketika menetapkan harapan atas anak-anak.
Baca juga: 7 Jurus Keren Mendampingi Anak Tumbuh Cemerlang
Menjadi orangtua sukses tak berkaitan dengan mencapai kesempurnaan. Namun, bukan pula tak perlu berusaha mencapai tujuan itu. Tetapkan standar tinggi untuk diri sendiri terlebih dahulu kemudian ke anak. Sepatutnyalah berperan sebagai panutan penting bagi mereka.
Lalu, bagaimana menjadi orang tua zaman now?
Dibawah ini ada sebelas orientasi keren mendampingi anak agar luput dari hal tak diinginkan. Banyak yang tidak cepat melakukan orientasi tersebut secara keseluruhan dan sepanjang waktu.
Namun, jika mampu mengerjakannya akan efektif mendampingi anak. Meski baru sebagian dan belum sepanjang waktu melakukannya, kita akan bergerak ke arah yang diinginkan.
1. Cintai Anak Melalui Tindakan Nyata
Tunjukkan cinta apa adanya, bukan karena ada apa-apanya. Mencintai apa adanya tak akan merusak, tetapi mencintai karena ada apa-apanya bisa merusak. Demi kesenangan atas materi, meringankan hukuman karena melakukan kesalahan, membuat harapan rendah dan memberi perlindungan berlebihan. Ketika hal ini diberi sebagai pengganti cinta, inilah cikal bakal memberi peluang menjadi manja.
Mencintai anak sederhana saja, beri pelukan, luangkan waktu bersama dan mendengar cerita atau masalah mereka dengan hati. Menunjukkan tindakan cinta apa adanya memicu pelepasan hormon membuat perasaan jadi nyaman, suasana makin bermakna dan hangat secara emosional.
Di titik ini anak tergerak mengembangkan ketahanan diri atas tantangan tanpa kehilangan hubungan hangat dengan kita.
2. Menjalankan Peran Layak Diteladani
Hindari memberi instruksi terkait apa yang kita ingin mereka lakukan. Tunjukkan apa yang harus dilakukan dan bagaimana. Anak-anak cepat meniru apa yang terlihat, terutama dari orang terdekat. Anak bagai diprogram meniru tindakan orang lain.
Orangtua harus cakap memahami apa yang kita inginkan mereka kerjakan lalu memasukkannya ke dalam tindakan kita. Anak memperhatikan seksama yang dilakukan orangtuanya.
Lakukanlah tindakan sebagaimana kita mau anak melakukannya untuk diri mereka dan orangtua serta lingkungan. Sayangi dan hargai keberadaan mereka, perlihatkan perilaku dan sikap positif, berempati terhadap emosi mereka, niscaya anak-anak meneladani.
