3. Motivasi.
Pendekatan bersifat apresiatif bagi anak dalam kategori lamban dalam belajar diyakini ampuh. Pujian dan penghargaan sepadan membantu mereka terus belajar meski belum mendapatkan kiat yang 100% pas. Penting mengakui setiap pencapaian mereka meski sekecil apapun. Dalam batasan tertentu, pemberian penghargaan yang sesuai atas prestasinya akan membangun kesadaran diri menemukan keunikan mereka secara mandiri.
Jadilah suporter fanatik bagi mereka. Anak yang lamban dalam belajar harus didampingi dan diajari belajar dari tiap kegagalan yang dialami. Dorong mereka mengeksplorasi diri dan belajar dengan kecepatan pas dengan diri sendiri sampai berhasil.
Caranya: Orangtua (dan guru) aktif serta vokal mendampingi, mendukung dan membimbing melalui tugas lisan yang selaras dengan kompetensi dan kapasitas mereka.
4. Berkawan.
Berinteraksi secara instruksional (bergaul dalam pembelajaran) dengan teman sebaya perlu dan positif. Orangtua (dan guru) wajib mendorong anak yang lamban melakukan kegiatan pembelajaran dalam kelompok. Semakin banyak interaksi dengan teman seusia, semakin tumbuh rasa percaya diri.
Baca juga: Terjawab: 5 Hal Paling Sering Ditanyakan Orang Tua Tentang Efek Gula Pada Si Kecil
Tak jarang dalam interaksi berkelompok ini banyak anak akan terkesima karena akhirnya mereka (dan kita sebagai orangtua) menemukan keunikan atau kecerdasan dalam belajar. Termasuk menjalani kehidupan nyata. Pelajari Teori Kecerdasan Jamak yang diintroduksi Howard Gardner sejak 1983.
*
Segera di saat anak (dan kita) mengetahui keunikan masing-masing dalam belajar, secara perlahan, berangsur dan pasti mereka akan menemukan cara belajar paling nyaman.
Keinginan belajar di titik ini jadi datang secara intrinsik, bukan karena eksternal. Apa lagi karena paksaan guru dan orangtua. Di tahap ini, kepercayaan dirinya sudah meningkat, mulai merasa diterima secara sosial.
Orangtua (dan guru) fokus pada penguatan kemampuan pemahaman anak dengan memberi arahan singkat. Dapat diikuti dan diulang dari waktu ke waktu guna menemukan dan memperkuat kecerdasan yang pas dengan cara dan gaya belajar masing-masing.
Dengan demikian mereka akan bertumbuh dan berkembang dengan tingkat kepercayaan diri yang sehat dan kuat.
Gardner mengemukakan 9 tipe kecerdasan (Kecerdasan: Visual-Spasial, Linguistik-Verbal, Logis-Matematis, Kinestetik-Jasmani, Musik, Interpersonal, Antarpersonal, Naturalistik dan Eksistensial). Secara umum, konteks kecerdasan antara lain berupa kemampuan menciptakan karya atau produk yang efektif; atau mampu menawarkan layanan lebih baik dan berguna bagi orang lain; memiliki keterampilan yang membantu memecahkan masalah; keterampilan meneliti menemukan solusi suatu masalah.
Tiap orang memiliki ragam dan jumlah kecerdasan juga komposisi kecerdasan berbeda. Setiap kecerdasan terletak di bagian otak berbeda pula. Artinya, tipe kecerdasan yang dimiliki anak dapat saling bekerja sama atau dapat juga bekerja secara mandiri, sendiri-sendiri. Kejelian dalam mengenali inilah membantu anak mampu menemukan cara dan gaya belajar yang pas dengan diri mereka.
Anak lamban belajar membutuhkan dukungan ekstra dari orangtua (dan guru). Jika pendampingan dan bimbingan tidak tepat, anak merasa diabaikan. Maka mereka mulai membenci belajar dan akhirnya membenci sekolah.
Sikap pesimis berkembang di mana pasti mempengaruhi prestasi secara keseluruhan. Semata hanya karena kita gagal mengenali dan mengembangkan keunikan kecerdasan yang mereka miliki.
Orangtua mutlak mempertahankan sikap positif dan menawarkan dukungan serta perhatian tanpa syarat kepada anak karena lamban belajar, maka niscaya mengurai dan mengurangi faktor yang berpotensi melambankan pembelajaran anak.
Upaya pendampingan dan dukungan tepat akan menjauhkan mereka mendapat cemoohan atau perundungan dari teman sebaya. Cakap mengatasi hal ini, memampukan anak menyesuaikan diri sehingga tak kalah cepat dari anak lain.
Dengan begitu kita sudah mengupayakan prakondisi sehingga pendidikan dalam arti luas (pembelajaran dalam arti sempit) menjadi faktor utama membantu anak terbebas dari kelambanan dalam belajar. Ini membantu mereka tetap berkembang menjadi individu yang bertumbuh dan maju.
Memiliki wawasan sama luas dengan yang lain. Jauh di atas itu, anak tidak kehilangan rasa percaya diri, tetap memiliki motivasi tinggi belajar dan bebas dari kemungkinan sasaran perundungan.
Baca juga: Manfaat Ikan Kembung dan Selar; Murah dan Bergizi!
Ingat kalimat di awal tulisan? Akhirnya kita sadar bahwa semua anak mampu belajar dan berhasil. Tetapi, belum tentu di hari dan cara yang sama. Sebab tiap anak punya gaya belajar dan kecepatan berbeda serta unik. Sejatinya mereka tidak hanya mampu belajar tetapi juga mampu berhasil.
Mendaki bukit curam membutuhkan langkah berat dan lamban, apa lagi di tahap awal. Namun, kemajuan yang lamban jauh lebih baik daripada tidak ada kemajuan. Begitupun hal mendampingi anak yang lamban. Tetap positif, semangat dan jangan pernah menyerah!
“Jika berjalan di jalan yang benar, tetap dan terus berjalan pada akhirnya kita akan membuat kemajuan!” – Barrack Obama
Foto utama dari Burst
Terima kasih banyak saya ucapkan kepadaguru besar Profesor MAKSIMUS GORKY SEMBIRING,Msc dan semua petinggi UT maupun kepada semua pihak yang sudah berperan aktif dalam krgiatan zoom meeting yang sudah diadakan pada hari Minggu lalu🙏🙏🙏
Terima kasih banyak untuk ilmu yang sudah dibagikan kepada kami Prof🙏🙏🙏jujur saja, ilmu ini sangat membantu saya sebagai mahasiswi PAUD dan juga sebagai ibu dari ketiga orang anak.
Saya tunggu informasi meeting selanjutnya🙏🙏🙏🙏🙏
SALAM KASIH PERSAUDARAAN🙏🙏🙏