Bagaimana Mengenali Masa Sensitif Anak dan Tanda-Tandanya? 

Apakah Moms pernah merasa bahwa karakter anak mengalami perubahan drastis, bahkan cenderung berperilaku berlebihan? Padahal, Moms merasa tidak ada penyulut apapun, tapi anak seketika marah, tantrum, atau justru banyak bertanya dan protes.

Jika Moms baru pertama kali menjadi orang tua, mungkin perilaku semacam ini cukup merepotkan. Tapi ketimbang meresponnya dengan amarah maupun panik, mari sejenak Mengenali Masa Sensitif Anak dan Tanda-Tandanya.

Baca juga Presiden Jokowi: Masker Boleh Tidak Dikenakan di Area Terbuka

Masa sensitif hampir dialami oleh semua anak. Ini didorong oleh lonjakan hormon karena ia sedang mengalami fase pertumbuhan yang relatif pesat. Masa sensitif akan menghasilkan perilaku yang berbeda-beda, menyesuaikan dengan karakter anak.

Lantas bagaimana cara Mengenali Masa Sensitif Anak dan Tanda-Tandanya, lalu bagaimana pula menyikapi masa-masa menggemaskan ini. Mari ikuti uraian berikut ini untuk penjelasan selengkapnya: 

1. Anak Bergerak Tanpa Henti dan Sulit Tidur

Tanda yang paling umum muncul ketika anak sedang mengalami fase sensitif, adalah ia tidak mau berhenti bergerak. Ini disebabkan emosi dan kemampuan indranya yang sedang meningkat pesat sehingga membuat ia selalu ingin bergerak ke sana kemari. Di sisi lain, anak akan mudah gelisah, dan mengakibatkan ia sulit bersantai, bahkan untuk tidur di malam hari pun menjadi semakin sulit. 

Ketika Moms mendeteksi tanda semacam ini, sebaiknya tidak perlu memaksa anak untuk diam, bahkan memarahinya. Sebaiknya Moms menerapkan solusi lain untuk mengajaknya beristirahat, misalnya dengan memperbanyak kegiatan di luar rumah, serta membuat anak sibuk menjelajah. Ini akan sangat efektif untuk menyalurkan energinya dalam kegiatan-kegiatan yang positif.

Baca juga Kesehatan Mental: Redam Stress Lewat “Box Breathing”

2. Anak Menunjukkan Emosi Secara Berlebihan

Foto oleh mohamed abdelghaffar dari Pexels

Tanda selanjutnya adalah ketika si kecil menunjukkan emosi yang dianggap berlebihan. Misalnya, ia lebih mudah marah, bahkan untuk urusan-urusan yang menurut Moms sangat sepele. Begitu pun ketika ia merasa senang, sedih atau emosi lainnya, ia akan menunjukkannya secara berlebihan. 

Menghadapi hal semacam ini, Moms sebaiknya memakluminya, serta tidak banyak mengkritik apalagi memarahinya. Tunjukan sikap bahwa Anda mengerti perasaannya, lalu ajak anak untuk mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan. Cara ini jauh lebih baik, sehingga anak bisa belajar memahami diri dan perasaannya, hingga fase sensitif ini selesai.  

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories