Fobia merupakan rasa takut yang berlebihan terhadap suatu benda atau situasi. Rasa takut ini setidaknya bertahan sampai minimal 6 bulan. Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami fobia.
Jenis Fobia pada Anak
Fobia pada anak bisa terjadi karena masalah genetis dan lingkungan. Seorang anak bisa memiliki fobia saat pertama kali berhadapan dengan objek atau situasi tertentu. Anak bisa juga memiliki kejadian traumatis terhadap sesuatu.
Fobia sendiri ada beberapa jenis atau tipe. Beberapa tipe fobia yang bisa terjadi pada anak-anak antara lain:
a. Fobia spesifik: seorang anak bisa merasa takut saat berhadapan dengan suatu benda atau situasi. Mereka ingin menjauh dari benda atau situasi tersebut. Beberapa fobia spesifik misalnya rasa takut pada hewan, serangga, darah, dan ketinggian.
b. Panic disorder: gangguan panik ini tidak bisa diprediksi. Mereka bisa tiba-tiba merasa takut atau tidak nyaman. Gejalanya bisa berupa sulit bernapas, pusing, berdebar, gemetar, dan takut kehilangan kendali.
c. Agoraphobia: ini merupakan ketakutan terhadap area terbuka, seperti keluar dari rumah. Ini berhubungan dengan satu atau lebih fobia lainnya.
Baca juga: Bagaimana Kebijakan Vaksin Booster Covid-19 bagi Anak di Indonesia?
d. Social anxiety disorder: anak bisa takut untuk bersosialisasi atau tampil di depan orang lain yang memiliki usia serupa. Misalnya anak takut tampil di depan kelas.
e. Separation anxiety disorder: anak dengan fobia ini takut terpisah dari figur tertentu misalnya ibu atau ayah. Kondisi ini mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
f. Selective mutism: anak kadang tidak bisa berbicara pada situasi sosial tertentu.
Cara Mengatasi Fobia
Cara mengatasi fobia pada anak tergantung dari gejala yang ditunjukkan oleh anak. Ini juga tergantung dari usia dan kesehatan anak secara keseluruhan. Gejala yang parah tentu membutuhkan penanganan yang lebih serius bersama dengan konselor atau piskolog.
Fobia pada anak-anak sendiri bisa diobati. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi fobia pada anak:
a. Terapi individual dan kognitif perilaku
Melalui terapi ini anak belajar cara untuk mengendalikan kecemasan dan serangan panik. Terapi kognitif melatih cara berpikir dan berperilaku. Melakukan terapi kognitif bisa dilakukan melalui terapis profesional.
b. Terapi keluarga
Terapi keluarga berarti melibatkan anggota keluarga dalam mengatasi fobia anak. Orang tua memiliki peran vital dalam proses terapi ini.
c. Koordinasi dengan sekolah
Bertemu dengan guru anak di sekolah bisa sangat membantu untuk diagnosis awal. Ini juga bisa membantu dalam menciptakan rencana pengobatan yang terkoordinasi.
d. Obat-obatan
Beberapa anak mungkin akan merasa lebih baik dengan obat-obatan. Misalnya obat yang digunakan untuk menghentikan serangan panik. Konsumsi obat harus melalui resep dokter. Perlu ditanyakan apakah obat tersebut memiliki efek samping. Konsultasikan efek samping serta keuntungan yang didapat dari pengobatan tersebut.