Oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.
Baru-baru ini diberitakan bahwa eks juru bicara COVID-19, Kolonel CKM Dr. Achmad Yurianto, MARS, meninggal dunia karena kanker usus. Tidak lama setelah itu, banyak bermunculan artikel-artikel yang membahas tentang penyakit tersebut. Bahkan ketika di mobil, saya mendengar beberapa stasiun radio membahas hal sama dalam program siarannya.
Kanker usus memang tidak dijumpai pada anak-anak. Akan tetapi, bila anak-anak sejak dini tidak diajarkan pola hidup yang baik, tidak mustahil mereka dapat terkena kanker usus saat menginjak usia dewasa. Orang tua perlu mengajarkan pola hidup yang baik sejak dini pada anak-anaknya dengan tujuan agar anak-anak ini tidak terkena kanker yg dapat terjadi hanya pada usia dewasa, salah satunya adalah kanker usus.
Baca juga: Sains di Balik Beragam Ulah Si Kecil yang Menggemaskan
Hal ini juga Penyebab mengapa Union for International Cancer Control (UICC) dalam keterangannya menghimbau kepada orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya agar tidak merokok, makan makanan dengan gizi yang seimbang, menghindari paparan sinar matahari, dan vaksinasi.
Dari literatur-literatur yang ada tentang kanker usus, disebutkan bahwa salah satu penyebabnya adalah karena pola hidup yang tidak sehat, yaitu jarang mengonsumsi makanan berserat dan buah-buahan, kurang berolahraga, merokok, dan minum minuman beralkohol. Jadi tidak heran mengapa UICC memberikan himbauan tersebut di atas.
Ketika bertugas, saya suka iseng duduk bersama pasien-pasien yang sedang menunggu giliran dipanggil masuk ke ruang dokter. Biasanya saya membuka pembicaraan dengan menanyakan, “Bapak sakit apa?”. “Kanker usus”, jawab si bapak. Langsung saya tembak, “Tidak suka makan sayur ya pak?”. Sambil menampakkan muka penuh penyesalan, ” Iya pak, saya menyesal kenapa dulu waktu kecil disuruh makan sayur oleh ibu, saya tidak mau. Sekarang jadi seperti ini, kena kanker usus”.
