Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menghadiri WeProtect Global Alliance Summit 2022 di Brussels, Belgia pada 1-2 Juni 2022.
Pertemuan ini mengangkat tema ‘Turning the Tide on Child Sexual Abuse Online’ sebagai respon atas meningkatnya kasus eksploitasi dan kekerasan seksual anak secara online selama beberapa dekade terakhir.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri PPPA menyampaikan komitmen Indonesia dalam menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap anak.
“Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap anak. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI kepada KemenPPPA, yaitu menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujar Menteri PPPA dalam diskusi panel ‘Launch of the Model National Response Review’, Rabu (1/6).
Baca juga: Songsong Harganas, Jadikan Momentum Percepatan Penurunan Stunting dan Optimalisasi Fungsi Keluarga
Saat ini KemenPPPA tengah memimpin proses penyusunan Peta Jalan Nasional tentang Perlindungan Anak di Ranah Daring untuk menjawab kompleksitas permasalahan eksploitasi seksual dan kekerasan anak secara online.
Peta Jalan ini akan menjadi dasar strategi, kebijakan, dan upaya-upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak di ranah daring bagi seluruh pemangku kepentingan.
“Peta jalan ini sedang dalam proses peninjauan dari berbagai sektor dan akan ditetapkan sebagai Peraturan Presiden yang dapat mengikat seluruh pemangku kepentingan terkait untuk mengambil langkah yang konkret,” tutur Menteri PPPA.
Founder and Board Member WeProtect, Baroness Joanna Shields menyampaikan pentingnya pertemuan WeProtect Global Alliance Summit 2022 di tengah kemajuan industri teknologi yang pesat. Baroness juga mengingatkan akibat yang dapat ditimbulkan dari teknologi baru, yaitu metaverse karena tidak adanya pengawasan yang dilakukan dalam teknologi tersebut.
“Oleh karenanya, kami mengajak seluruh perusahaan teknologi untuk melakukan lebih banyak aksi perlindungan anak secara online dalam platform yang mereka kembangkan,” ujar Baroness.
WeProtect Global Alliance Summit 2022 dihadiri oleh lebih dari 400 delegasi, baik secara langsung maupun virtual.
Pertemuan ini menghasilkan dua komitmen bersama, yaitu (1) Kerja sama dan inovasi global untuk mencegah dan mengatasi pelecehan, kekerasan, dan eksploitasi seksual anak secara online; dan (2) Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan terhadap pelecehan, kekerasan, dan eksploitasi seksual anak secara online.
Selain itu, Uni Eropa, Uni Afrika, dan 17 negara lainnya akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Global Pemerintah dalam penanganan kekerasan seksual anak secara online.
Satgas ini akan mengembangkan dan mendorong koordinasi global dalam penanganan pelecehan seksual anak secara online, berbagi praktik dan pengalaman baik, serta berkontribusi dalam seluruh usaha yang dilakukan WeProtect Global Alliance.
Baca juga: Si Kecil Pilih-Pilih Makanannya? Ini 8 Jurus Mengatasinya Secara Bijak
Dalam kunjungannya ke Brussels, Menteri PPPA juga melakukan berbagai pertemuan lainnya, yaitu dengan diaspora dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Belgia, serta pertemuan bilateral dengan Komisioner Uni Eropa untuk Kesetaraan dan pejabat tinggi dari Kementerian Dalam Negeri Uni Emirat Arab.
Dalam dua pertemuan tersebut, Menteri PPPA menyampaikan perkembangan isu kesetaraan gender, termasuk terkait pengesahan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan potensi kerjasana yang akan dilakukan.
Foto utama oleh Yannis H dari Unsplash