KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING
Kunci membentuk kebiasaan baik: Menjadikannya sebagai bagian dari “ritual!”
Namun harus tetap waspada: bila kata terpisah dari penuturnya, maka kata terpisah dari makna.
Yang tersisa hanya “ritual!” Jadi sebatas kata tanpa makna, apalagi melahirkan perubahan dan perbaikan peningkatan kreativitas. Kecuali jika ritual bermula dan didasari secara maknawi.
Persiapan melakukan “ritual” … ya ritual fungsional!
Ritual sejatinya menidurkan ketakutan terhadap kekacauan. Melahirkan kepastian kebiasaan, keteraturan dan kelaziman. Jika malah membuat ketidakpastian dan ketidaksinambungan, “ritual” jadinya hanya sekedar ritual.
Baca juga: Be A Good Sport! – Bersikap Sportif Dalam Bermain dan Bertanding
Secara umum ada tiga kelompok ritual baik. Jika dilakukan teratur dan berkesinambungan akan menumbuhkembangkan kebiaasaan baik yang sangat membantu anak tumbuh-kembang secara bermakna.
Kelompok tersebut adalah, (1) Ritual pembangun rasa saling terhubung secara fisikal dan emosional dalam dan dengan sesama anggota keluarga, (2) Ritual penanaman rasa tanggung jawab yang tinggi dan (3) Ritual pengembangan sikap positif demi kebaikan.
Ketiga kelompok ritual ini, diantara kelompok ritual lainnya, merupakan kebiasaan yang bisa diwujudkan. Melalui kebiasaan baik meski bermula dalam lingkup keluarga, akan memberi pengaruh positif. Khususnya ketika anak berinteraksi dengan sesama anggota keluarga, juga orang lain. Harus dijadikan kebiasaan agar terbentuk secara alami.
Rasa terhubung dimaksud pada gilirannya akan memancar ke luar keluarga. Terpancar dari cara mereka bergaul dan berinteraksi.
Sebagai makhluk sosial, interaksi pasti terjadi, bisa di mana saja. Rumah, sekolah atau bahkan tempat umum. Sebagai orangtua kita dituntut mampu menanam, menumbuh-kembangkan serta memelihara kebiasaan baik anak-anak. Melalui ritual bermakna anak-anak akan terbantu menyongsong masa depannya dengan kesadaran lebih tinggi. Dibarengi rasa tanggung jawab sama tinggi pula.
Beberapa aktivitas guna membangun rasa saling terhubung secara fisikal dan emosinal dengan sesama anggota keluarga, antara lain:
a. Akhiri setiap kegiatan harian dengan menemani anak ke peraduannya. Menjelang istirahat malam, sampaikan pesan atau doa dalam rupa bisikan menenangkan sebelum tidur agar anak merasakan kedamaian utuh
b. Pilih dan perdengarkan lagu sesuai sebagai pengantar tidur agar anak mudah terlelap, lalu pulas dengan perasaan nyaman
c. Siapkan dan pilih beberapa cerita atau kisah bermakna untuk disampaikan segera segera setelah mereka naik ke tempat tidur.
d. Bisikkan selamat tidur di kala anak menjelang pulas seraya mengelus lembut wajahnya atau membelai rambut dengan lembut.
Baca juga: Jurus Ampuh Kenalkan Si Kecil dengan Huruf dan Buku
e. Upayakan setiap anggota keluarga punya kontribusi sesuai dalam kegiatan bersama setiap hari. Sekurangnya dalam momen makan malam. Setiap anggota keluarga “diatur” agar berperan mempersiapkan makan malam. Begitu pula setelah makan, masing-masing punya tanggung jawab
f. Sebagai orangtua upayakan menyiapkan hidangan kegemaran anak-anak. Tidak harus dalam setiap makan malam, paling tidak ada momen di mana yang tersaji merupakan favorit mereka.
g. Boleh juga libatkan anak-anak mengusulkan jenis dan ragam makanan favorit. Atur sedemikian rupa agar ada hari tertentu untuk itu.