Nick Chater, seorang Profesor bidang Behavioural Science, mengungkapkan dalam siaran radio di BBC bahwa kita kerap merasa masa lalu lebih baik dari masa sekarang karena ingatan kita yang cenderung berusaha melupakan hal yang tidak menyenangkan sementara berusaha sebisa mungkin mempertahankan hal yang manis untuk dikenang. Pandangan tersebut diperparah dengan keengganan diri kita secara alam bawah sadar untuk mengkritisi kenangan manis tersebut agar lebih objektif, malah sebaliknya, kita cenderung memujanya.
Akan tiba masa ketika si kecil akan mulai menunjukkan kepribadiannya secara signifikan dan menjadi lebih menonjol, tercermin dari perilakunya yang bagi orang tua bisa jadi terkesan berubah dari yang biasa dikenal atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Di masa ini, perbedaan generasi akan lebih terasa antara anak dengan orang tuanya sehingga masing-masing perlu mengembangkan jalinan komunikasi yang terbuka dan menghindari sikap defensif.
Menurut situs majalah tumbuh-kembang anak dari Amerika, parents.com, hal ini adalah bagian dari proses transisi si kecil dari masa kanak-kanak ke remaja yang terjadi di usia 12 – 17 tahun di mana anak melatih kemampuannya untuk mengambil keputusan, menerima konsekuensinya secara mandiri sambil berusaha keras agar diterima di lingkungan pergaulannya.
Baca juga: Balita dan Layar Kaca – Mengapa dan Bagaimana Efeknya?
Hal senada juga diindikasikan oleh Asosiasi Dokter Anak Amerika. Pada masa ini, anak akan mengembangkan “gaya”-nya sendiri, mulai dari cara berbicara, berpakaian, selera musik, lingkaran pergaulan, sikap terhadap teman dan lain sebagainya. Karenanya remaja di setiap generasi selalu memiliki gayanya sendiri yang khas dan berbeda dari orang tua dan keluarga dekatnya. Dari sisi linguistik mereka punya slang yang beberapa kosa katanya hanya mereka sendiri yang paham benar. Sementara di sisi fesyen, mereka mendaur ulang trend beberapa dekade lalu agar terkesan fresh dan tidak sama dengan gaya fesyen paman, bibi atau orang tua mereka.
Si kecil yang tengah menjalani transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa akan mencari jalan untuk membedakan dirinya dari apa yang sudah ia kenal dan terbiasa agar ia merasa punya identitas sendiri.
Tantangan bagi kita sebagai orang tua adalah untuk menyeimbangkan antara membiarkan si kecil dalam mengekspresikan dirinya dengan menarik batasan jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Tentunya akan ada saat di mana kita harus memaksakan kehendak melarang si kecil berpakaian tertentu atau berbicara menggunakan bahasa yang tidak sopan. Tetapi selama kita tetap mengawasi dan memberikan panduan agar tetap dalam koridor keamanan, kenyamanan dan kesopanan, maka ada baiknya kita memberi ruang gerak bagi si kecil mengekspresikan dirinya sesuai dengan jamanya. Walaupun tidak jarang dalam berbagai hal kita merasa hal-hal di jaman kita jauh lebih baik daripada sekarang ini.
Foto utama dari cottonbro dari Pexels