“Kesetaraan gender harus dimulai dari keluarga”. Pernyataan ini diungkapkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga di depan para peserta Retreat dan Pelatihan Kepemimpinan, Ekonomi Kreatif/UMKM dan Kreasi Budaya Lokal Pengurus Konfrerensi Perempuan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), yang dihadiri secara virtual minggu lalu.
Menteri PPPA menyatakan hingga saat ini potensi perempuan di Indonesia masih banyak terhambat, terpendam dan bahkan ada yang termarjinalkan karena pengaruh budaya patriarki yang masih mengakar kuat di sebagian besar masyarakat.
“Harus diakui, berbagai pemikiran dan konstruksi sosial yang kurang tepat, khususnya bagi perempuan, masih banyak terjadi di masyarakat akibat budaya patriarki. Hal ini menyebabkan perempuan masih dikategorikan sebagai kelompok rentan.
Kondisi bias gender ini membawa perempuan pada berbagai permasalahan seperti stigmatisasi, stereotype, marginalisasi, bahkan kekerasan berbasis gender. Hal-hal inilah yang menghambat perempuan untuk bisa memaksimalkan kemampuan diri mereka.
Baca juga: Perlukah Membahas Permasalahan Dunia dengan Si Kecil?
Posisi perempuan masih belum setara untuk terlibat dalam penentuan kebijakan pembangunan, keterlibatan dalam ranah publik, sulit mendapatkan akses finansial dan tidak sepenuhnya dianggap sebagai penerima manfaat pembangunan. Berbagai data dan indeks pun masih menunjukkan adanya ketimpangan antara perempuan dan laki-laki,” ujar Menteri PPPA.
Membangun kesetaraan gender agar perempuan dan laki-laki dapat terlibat bersama, perlu dilakukan bersama-sama. Keluarga adalah kunci pertama dan utama membangun kesetaraan.
“Dalam mencapai kesetaraan gender, tidak ada satu pihak pun yang dapat bekerja sendiri. Kita juga harus dapat menanamkan prinsip kesetaraan sedini mungkin, dan itu harus dimulai dari keluarga. Anak laki-laki dan perempuan harus diajarkan nilai-nilai saling menghargai berdasarkan kesetaraan gender. Jika satu sama lain bisa bekerja sama dan mendapatkan hak yang sama, maka niscaya potensi perempuan-perempuan di Indonesia bisa dioptimalkan dan akan membawa perubahan baik, tidak hanya untuk diri perempuan itu sendiri, namun juga untuk keluarga, masyarakat, dan pada akhirnya untuk negara,” tegas Menteri PPPA.
Menteri PPPA menambahkan upaya kesetaraan gender bukanlah kepentingan perempuan semata, karena pada kenyataannya, perempuan adalah penopang hidup bangsa. Salah satu kekuatan perempuan yang telah terbukti dan bahkan pernah menyelamatkan Indonesia dalam berbagai situasi krisis, adalah melalui UMKM.
“Kita harus tetap memupuk optimisme dan melakukan berbagai kerja nyata untuk memberikan kehidupan yang lebih baik dan setara kepada perempuan, salah satunya melalui peningkatan kapasitas untuk pemberdayaan, misalnya dengan memberdayakan potensi perempuan dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Lebih dari setengah UMKM di Indonesia yang berjumlah sekitar 64 juta, dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Perempuan yang berdaya secara ekonomi, telah terbukti membawa dampak baik bagi perekonomian negara, dan membantu pengentasan berbagai isu yang masih melingkupi perempuan dan anak di Indonesia,” ujar Menteri PPPA.
Senada dengan Menteri PPPA, Ketua Umum Pengurus Konferensi Perempuan HKBP, Anita Gizelle Lubis menyatakan perempuan harus dapat keluar dari paradigma lama yang menyatakan bahwa perempuan itu lemah, hanya bekerja di dapur dan mengurus anak saja. Perempuan sekarang perlu memiliki kesadaran tinggi untuk berpartisipasi, dan memberikan kontribusi positif di tengah – tengah dunia.
Baca juga: HARGANAS 2022, Momentum Bangun Keluarga yang Responsif Gender
“Perempuan harus dapat menggali keahliannya, potensinya, keberaniannya serta dedikasinya untuk menjadi bekal untuk meraih cita – cita dan impiannya. Maka itu, pada kesempatan ini, saya mengajak semua saudara perempuan, untuk menjalin jaringan yang penuh dengan sinergitas dan kerjasama yang baik. Kami berharap, kegiatan ini menghasilkan sebuah komitmen bersama untuk menumbuhkan kepemimpinan oleh perempuan yang bermanfaat bagi keluarga dan negara,” ujar Anita.
Lebih lanjut, tujuan dari kegiatan ini diantaranya, yaitu (1) meningkatkan kapasitas seluruh pengurus Konferensi Perempuan HKBP dan terjalin komitmen yang baik dalam mewujudkan program Konferensi Perempuan HKBP di tahun 2022, (2) memberikan pelatihan keterampilan ekonomi kreatif/UMKM yang nantinya mampu memberdayakan perempuan HKBP, dan (3) seluruh pengurus Konferensi Perempuan HKBP dapat melestarikan budaya lokal.
Foto utama oleh Ketut Subiyanto dari Pexels