Kemoterapi membutuhkan waktu perawatan yang lama. Kadang tidak cukup satu atau dua hari. Itu mengapa jangan harapkan anak-anak ini harus selalu berada di atas tempat tidur. Biarkan mereka keluar kamarnya untuk sejenak jalan-jalan atau bahkan bermain. Guna memfasilitasi hal ini, upayakan agar semua alat, seperti contohnya tiang infus, gunakan yang ada rodanya. Jika menggunakan alat pompa untuk menginfus obatnya, pastikan baterainya cukup untuk memfasilitasi anak-anak yang akan bermain di luar kamarnya.
Sangat lebih baik lagi bila suasana di bangsal dimana anak-anak ini dirawat cukup meriah. Selain dekorasinya, seragam perawat juga ada baiknya menggunakan warna-warna yang ceria (jangan warna putih), sebab ada istilah “White Coat Trauma”. Warna putih bagi anak-anak memberi kesan saya akan disakiti. Jadi, alangkah baiknya kita menghindari warna putih.
Relawan-relawan juga punya andil untuk memeriahkan suasana. Bagi mereka yang punya talenta untuk menyanyi, mungkin dapat masuk ke kamar dan ngamen atau bahkan mengajak si anak untuk bernyanyi bersama. Para relawan ini juga bisa menjadwalkan kegiatan bagi anak-anak yang dirawat untuk beraktivitas di ruang bermain.
Bagi anak-anak yang ingin belajar, para relawan diharapkan juga dapat mengajar mata pelajaran-mata pelajaran yang diinginkan oleh si anak untuk diajarkan. Kita harus memberi kesan kepada anak-anak ini bahwa rumah sakit adalah rumah kedua mereka. Saya selalu bilang sama anak-anak, “Kamu tahu nggak. Kamu itu hebat lho. Teman-teman kamu punya satu rumah, sementara kamu punya dua rumah. Rumah kamu yang sebenarnya dan rumah sakit ini”.
Membuat hati anak-anak yang terkena kanker gembira, kesannya sepele. Namun, dibalik itu, ternyata punya dampak yang besar terhadap hasil akhir pengobatan yang anak-anak ini harus jalani. Kita, yang membuat mereka bahagia, kiranya juga dapat memperoleh manfaat yang besar, yaitu sehat.
Foto utama oleh ROMAN ODINTSOV dari Pexels
