Pemenuhan impian yang pertama kali saya coba kabulkan adalah ketika ada seorang anak perempuan usia remaja yang terkena kanker tulang yang punya keinginan untuk pergi ke Australia.
Melihat keadaan tumor di kakinya yang sudah sangat besar, mustahil untuk membawanya terbang ke Australia. Berkat bantuan dari beberapa relawan, akhirnya kami sepakat untuk membawa suasana Australia ke dalam kamar di rumahnya.
Seorang relawan menghubungi temannya, yang merupakan warga negara Australia, untuk datang bersama-sama ke rumah anak ini. Kami membawa barang-barang yang bernuansa Australia, seperti boneka koala dan kangguru, foto-foto objek wisata di Australia, dan banyak lagi lainnya.
Bersyukur, apa yang kami coba lakukan untuk memenuhi impiannya mendapat respon yang baik. Ia bahkan mencoba untuk berbicara dalam bahasa Inggris dengan anak-anak dari teman kami yang berasal dari Australia. Hingga saat ini, kami tidak mungkin melupakan senyum bahagianya saat itu.
Baca juga: Balita dan Layar Kaca – Mengapa dan Bagaimana Efeknya?
Pemenuhan impian berikutnya yang penuh perjuangan adalah ketika ada seorang anak laki-laki dengan diagnosis kanker otot polos di kandung kemih meminta kami untuk mendatangkan Melly Goeslaw ke rumahnya. Jadi, ceritanya hari itu adalah hari ulang tahun ibunya. Anak ini, di tengah kelemahannya, masih tetap ingin memberikan hadiah yang terakhir bagi ibunya. Kebetulan ia menyukai lagu “Bunda” yang dinyanyikan oleh teh Melly.
Sebagai hadiah ulang tahun bagi ibunya, ia ingin lagu itu dinyanyikan langsung oleh penyanyinya.
Sejak kami mengetahui apa yang menjadi impian anak ini, para relawan mulai mencari informasi tentang keberadaan teh Melly. Akhirnya didapat informasi bahwa teh Melly lagi rekaman di studio salah satu televisi swasta di Jakarta. Kami sampaikan tujuan maksud kedatangan kami ke teh Melly. Lagi-lagi bersyukur, beliau menyanggupi untuk datang ke rumah sang anak, namun setelah rekaman selesai.
Rekaman ternyata berakhir menjelang tengah malam. Segera kami berangkat ke arah Jakarta Utara, dimana rumah sang anak berada. Ketika memasuki rumahnya, teh Melly langsung menghampiri sang anak yang terbaring lemas di lantai ruang tengah. Tubuhnya tampak kurus kering dan matanya terpejam. Ibu menerangkan kepada teh Melly bahwa seharian anaknya tidur saja, tidak mau makan dan minum.