BATAN berhasil memproduksi MIBG tidak lama setelah pasien selesai menjalani kemoterapi. Akhirnya ditetapkanlah tanggal pelaksanaannya, yaitu 5 Maret 2009 pukul 10 pagi.
Dihari dan waktu yang telah ditetapkan, saya sebagai dokter anak, Dr. Kardinah, Sp. Rad (K) selaku ahli radiologi, perawat, dan pejabat berikut petugas dari BATAN berkumpul untuk menyaksikan pertama kalinya pemeriksaan radiologi menggunakan MIBG. Saya masih ingat, MIBG yang wujudnya cair diletakan di dalam kotak besi berwarna jingga. Cairan tersebut dimasukan ke dalam suntikan untuk selanjutnya diberikan kepada pasien melalui infus. Setelah itu, barulah dilakukan pengambilan gambar dengan menggunakan kamera gamma. Lagi-lagi bersyukur karena hasil pemeriksaan menunjukan bahwa pada anak ini sudah tidak dijumpai lagi sel kankernya. Jadi ceritanya, MIBG yang dilakukan adalah untuk mengevaluasi hasil pengobatan.
Sejak hari itu, MIBG dinyatakan sebagai pemeriksaan yang dapat dilakukan secara rutin. Sekalipun rutin, tetap terjadual karena BATAN saat itu baru bisa memproduksinya secara terbatas. Mengingat permintaan untuk pemeriksaan juga masih sedikit, maka BATAN menetapkan produksi dilakukan diawal bulan. Sehingga pasien-pasien anak yg terkena neuroblastoma, yang hendak dilakukan pemeriksaan MIBG, didaftar terlebih dahulu. Akhir bulan, jumlah anak yang membutuhkan pemeriksaan ini dilaporkan ke BATAN dan BATAN akan memproduksinya sesuai dengan kebutuhan.
Baca juga : Kalau kanker kenapa harus kemoterapi
Pemeriksaan ini semakin berkembang, apa lagi setelah Universitas Padjajaran membuka sekolah bagi dokter yang ingin menjadi spesialis radionuklir. Saat ini di Indonesia, MIBG tidak digunakan hanya untuk mendiagnosis dan mengevaluasi pengobatan, namun juga untuk mengobati neuroblastoma.
Kabar yang lebih menggembirakan lagi adalah bahwa BATAN saat ini sudah memproduksi MIBG secara rutin dan dikemas dengan baik untuk dijual. Mengingat BATAN tidak boleh menjual sendiri produknya, maka sediaan MIBG tersebut disalurkan ke rumah sakit-rumah sakit melalui perusahaan yang masih satu grup dengan Kimia Farma.
Melihat proses yang cukup yang panjang di atas, kalau dipikir-pikir, orang Indonesia tidak kalah dengan orang-orang di luar negeri. Buktinya, MIBG yang tadinya hanyalah sebuah impian belaka, akhirnya dapat menjadi suatu kenyataan di negara ini. Sekalipun demikian, kita harus ingat bahwa kenyataan tidak dapat datang sendiri. Harus ada upaya dari manusia yang menginginkan impian itu menjadi nyata.
Moms dan Pops, silahkan bisa unduh buku kuning di sini.