Istilah helicopter parenting mungkin belum sering terdengar di telinga kita, akan tetapi gaya parenting ini sebenarnya kerap kita temukan dalam keseharian, terutama oleh orang tua kita jaman dahulu di mana mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk terlibat dalam pengambilan keputusan anak-anaknya sampai hal terkecil sekalipun.
Ternyata pola asuh seperti ini memiliki dampak yang dapat menjadi negatif bila kita kurang peka pada perkembangan anak karena seperti yang kita sudah ketahui bersama, kepribadian masing-masing anak memang berbeda-beda sehingga diperlukan fleksibilitas atau istilah awamnya, ada proses tarik-ulur antara orang tua dengan anak.
Pola asuh helicopter parenting tidak hanya fokus kepada pemenuhan kebutuhan anak tetapi juga terlibat secara mendetail dalam kegiatan si kecil yang biasanya akan berlanjut sampai ketika beranjak remaja. Biasanya hal ini akan sangat menonjol ketika menyangkut perihal perlindungan terhadap anak yang terlalu berlebihan atau biasa dikenal dengan istilah over protective dan perasaan kompetitif, terutama dengan anak lain, baik di sekolah maupun dalam lingkungan keluarga besar.
Baca juga: Toxic Parenting dan 4 Indikatornya
Berikut beberapa hal yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yang terpapar terlalu jauh oleh pola asuh helicopter parenting sehingga sangat baik bila kita sadari sejak dini agar dapat segera diantisipasi:
- Kurang rasa percaya diri
Rasa percaya diri mulai secara signifikan terbentuk ketika si kecil meluaskan lingkungannya, antara lain dengan bermain dan bersekolah di mana ia akan bertemu dengan anak lainnya. Pola asuh helicopter parenting yang sebenarnya bertujuan baik untuk menjaga anak kita justru dapat berbalik mengikis rasa percaya dirinya karena terlalu sering bergantung kepada orang tua untuk membantu atau bahkan mengambil keputusan baginya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuannya mengembangkan kemahiran bersosialisasi yang pada gilirannya akan membentuk kepribadiannya seiring ia beranjak dewasa.