Sebenarnya, kasus polio telah menurun hingga lebih dari 99% sejak tahun 1988 dan tersisa dua negara (Afghanistan dan pakistan) yang masih endemis polio. Pada prinsipnya, selama satu orang anak terinfeksi polio, seluruh anak di dunia masih berisiko terinfeksi polio. Kegagalan dalam mengeradikasi polio dapat mengakibatkan timbulnya 200.000 kasus baru tiap tahunnya dalam 10 tahun, di seluruh dunia.
Apa saja gejalanya?
Virus polio ditularkan dari orang-ke-orang melalui fekal-oral, atau lebih jarang, melalui air atau makanan yang terkontaminasi dan berkembang biak di usus dan menyebabkan berbagai tanda dan gejala awal yang perlu diwaspadai, yaitu:
- Gejala mirip flu pada 2-5 hari pertama (demam, nyeri kepala, letih, nyeri telan, nyeri perut).
- Gejala kelainan sistem saraf pusat berupa kaku leher dan kejang, serta kelemahan anggota gerak yang permanen.
Bagaimana penangannya?
Sesungguhnya tidak ada pengobatan untuk memulihan secara penuh kelainan saraf yang disebabkan oleh polio, sehingga pencegahan merupakan hal pokok yang wajib dilakukan. Beberapa langkah pencegahannya dapat berupa:
- Imunisasi polio lengkap, mulai dari usia 0, 2, 3, 4 bulan dan ditambah ulangan pada usia 18 bulan.
- Menjaga kebersihan tangan anak dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan.
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sisa tinja sembarangan.
Baca juga: Ga Perlu Khawatir Imunisasi. Yuk, Patuhi Jadwalnya!
Sangat dianjurkan bagi Moms and Pops untuk turut aktif memastikan imunisasi lengkap pada sang buah hati agar terhindar dari resiko penyakit-penyakit yang tidak terduga.
dr. Laksmita Dwana, S.S, Praktisi Kesehatan
Sumber:
- https://nasional.kompas.com/read/2022/11/19/12010111/kemenkes-tetapkan-klb-polio-di-indonesia-ditemukan-1-kasus-di-aceh
- https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/lembar-fakta-poliomielitis-rubela-campak
- Kementerian Kesehatan. Press Conference: Kejadian Luar Biasa Polio di Indonesia. 2022.