Moms, Ini Tentang Pola Pengasuhan Demokratis dalam Bingkai Parenting

KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING

Ada yang berkata bahwa, “Di satu sisi, orang tua hanya mampu sampai memberi nasihat demi mengarahkan anak-anak tetap di jalan lurus dan benar. Di sisi lain, pembentukan karakter menjadi apa gerangan kelak, ujungnya akan berada dalam genggaman tangan mereka sendiri!”

Ilustrasi: Mari amati keluarga simpanse dengan bayi-bayi mereka. Sangat menakjubkan. Menyenangkan melihatnya. Sejatinya, memiliki anak-anak merupakan hal menyenangkan.
Acap, sebagai orang tua, kita dihadapkan pada tekanan besar dari para orang tua lain di sekitar.

Demikian juga anak-anak, bisa jadi juga mendapatkan tekanan ketika memperbandingkan apa yang terjadi dalam pola pengasuhan. Baiknya, jangan biarkan hal itu mempengaruhi kita. “Ojo dibanding-bandingke” sesuai lagu Abah Lala.

Baca juga: Wujudkan Satuan Pendidikan Ramah Anak, Pemda dan Tenaga Pendidik Harus Terlibat

Hargai kegembiraan saat ini daripada terobsesi dengan ketidakpastian masa depan. Atau bahkan atas kegagalan masa lalu. Jadi, cara terbaik membuat anak-anak bertumbuh-kembang baik adalah dengan cara membahagiakan mereka.

Apa kaitan ilustrasi di atas dengan pola pengasuhan demokratis? Kita mulai pembahasan dengan mengajukan beberapa pertanyaan seperti berikut.

Pertanyaan Pertama: Apa itu Pola Asuh Demokratis?
Pola asuh demokratis (dalam bingkai parenting) adalah pengasuhan yang ditandai dengan pengambilan keputusan bersama, saling menghormati, otonomi dan tanggung jawab.

Semua anggota keluarga secara demokratis memiliki suara setara saat membuat keputusan dalam hal dan untuk kepentingan keluarga. Itu cara mencapai keseimbangan antara kemandirian, batasan, dan kepedulian demi kemaslahatan seluruh anggota keluarga.

Gaya pengasuhan semacam ini diasosiasikan dengan pola otoritatif. Disebut juga sebagai pola asuh demokratis. Dalam paradigma pola asuh, dapat dibedakan menjadi tiga orientasi, yaitu gaya: (1) Otoritatif atau demokratis, (2) Otoriter atau otokratis, dan (3) Permisif atau laissez-faire.

Pertanyaan Kedua: Apa Ciri Pola Asuh Demokratis?
Pola asuh demokratis adalah gaya pengasuhan yang sejauh ini dipandang terbaik dengan ciri khas berbeda dengan gaya otoriter atau permisif.

Otonomi Psikologis: Pendekatan demokratis dalam pengasuhan memungkinkan anak memiliki ide dan preferensi sendiri. Termasuk hak mengekspresikannya. Orang tua mendorong kemandirian dan memberi kebebasan mengambil keputusan secara mandiri bila diperlukan.

Baca juga: Demi Turunkan AKI & Stunting, USG dan Antropometri Bakal Tersedia di Semua Puskesmas dan Posyandu

Disiplin Induktif: Meski memberi otonomi kepada anak, orang tua demokratis bukan permisif. Karena pola asuh permisif tidak menetapkan batasan atau menerapkannya secara konsisten. Orang tua demokratis menetapkan aturan dan batasan. Anak-anak dapat berpartisipasi dalam penetapan aturan dan batasan tersebut.

Orang tua induktif tidak menggunakan disiplin tegas atau pola asuh keras melakukan kendali perilaku. Alih-alih menggunakan hukuman, mereka menggunakan disiplin induktif. Yakni mengajar anak-anak memikirkan bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories