Kedewasaan dan Harapan yang Tinggi: Orang tua berdisiplin induktif menjelaskan dampak perilaku anak. Mengharapkan mereka mengikuti pelajaran secara dewasa. Yakni melakukan semua hal dengan benar. Mereka memantau dengan cermat perilaku anak-anak. Juga terlibat langsung dalam pendidikan.
Kehangatan, Penerimaan dan Sensitivitas Orangtua: Orang tua demokratis senantiasa hangat, memiliki zona toleransi relatif luas dan sensitif. Menyadari perbedaan individu antara anak-anak. Kebutuhan anak diperhatikan seksama.
Baca juga: 5 Langkah Cermat Atasi Batuk Berkepanjangan pada Anak
Konsekuensi Alami: Orang tua dalam konteks ini cenderung memiliki gaya pengasuhan positif. Alih-alih menggunakan hukuman, mereka membantu anak-anak belajar melalui konsekuensi alami ketika hal itu aman dilakukan.
Saling Menghargai dan Kesetaraan: Dalam pendekatan pengasuhan ini, orang tua memperlakukan anak secara bermartabat dan hormat dalam interaksi orang tua dengan anak-anak.
Pertanyaan Ketiga: Apakah Ada Pro – Kontra dalam Pola Asuh Demokratis?
Pola asuh demokratis memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan anak. Secara empiris terbukti mengarah pada hasil: Anak menjadi positif. Prakondisinya menempatkan banyak permintaan pada orang tua agar tetap berwibawa. Lalu, mampu menerapkannya.
Mari kita periksa pro – kontra gaya pengasuhan ini.
Dari sisi pandang yang pro
Pertama: Kemandirian anak-anak hadir. Belajar membuat keputusan secara mandiri di bawah bimbingan orang tua dan memantapkan efikasi-diri.
Kedua: Penilaian yang lebih baik. Melalui latihan, penilaian yang baik dan keterampilan membuat keputusan menjadi berkembang.
Ketiga: Kurang masalah perilaku negatif. Studi memperlihatkan bahwa otonomi psikologis dan pemantauan bersama sangat terkait dengan masalah perilaku lebih terkendali.
Keempat: Motivasi intrinsik untuk belajar. Otonomi adalah penggerak intrinsik dominan. Anak-anak yang mampu bertindak secara mandiri, tanpa kontrol psikologis dari orang tua, lebih termotivasi secara intrinsik untuk belajar.
Baca juga: Mothercare Indonesia Ajak Ibu untuk Lebih Percaya dan Mencintai Dirinya
Kelima: Prestasi akademik lebih baik. Motivasi intrinsik terkait erat dengan kinerja sekolah sehingga menjadi lebih baik.
Keenam: Empati berkembang. Empati melibatkan pemahaman perasaan dan keadaan internal orang lain. Perilaku pengasuhan yang sensitif menumbuhkan keterikatan yang baik dan memungkinkan berkembangnya perilaku empatik sesungguhnya.