Tahun Baru di Italia

Tapi itu kalau berlangsung siang. Beda lagi jamuan makan malam, tak ada kopi sebagai penutup. Mungkin biar semua orang bisa tidur nyenyak ya setelahnya. Perbedaan paling dirasakan Thia adalah proses makanan yang keluar satu persatu dan semua hadirin dalam posisi duduk.

“Kalau di Indonesia kan prasmanan, nggak harus duduk di satu tempat. Terserah, tersebar di mana saja. Karena ini harus semua duduk rapi,  tuan rumah wajib punya ruang cukup, meja panjang dan alat makan sejumlah tamu,” cerita Thia. 

Padahal bagi Thia yang justru menyenangkan dari sistem prasmanan, bisa mengambil makanan apa saja sesuai selera. Bebas. Kalau seturut kebiasaan di Italia tadi, kita nggak pernah tahu makanan apa bakal muncul berikutnya. Kadang bikin kaget maksimal.  Atau terlalu keasikan menyantap makanan pembuka, ternyata makanan utama enak banget. Sayangnya sudah kenyang duluan.

“Harus pintar-pintar atur perut,” sela Thia terbahak. Membayangkan betapa ‘berat’ tugas ususnya tiap kali menghadiri jamuan makan. 

Uniknya lagi, ragam masakan ala Italia ini, mereka bilang persiapannya al momente. Artinya  sekejab saja. Sangat memungkinkan masak dadakan karena memang cepat mengolahnya. Sekalipun tengah makan pasta, bisa break sejenak  sementara seseorang lanjut mengolah makanan utama kedua. 

Bagian ini termasuk sedikit mengganggu ‘kebiasaan’ perut Thia. Istilahnya kenyang nanggung. “Lapar nggak, tapi kayak kurang. Berikutnya datang makanan sangat mengenyangkan. Nyebelin kan! Mending prasmanan sekalian, sekali makan kenyang… kelar! Nggak pake jeda. Langsung tutup perut!” urainya tetap terbahak.

Sempat pula Thia bertahun baru hanya bersama suami dan temen dekatnya, berlima saja. Kesepakatannya jamuan ‘versi makan gampang saja’ karena dadakan. Cukup BBQ . 

“Santai ya konsepnya! Waktu  tiba di rumah mereka, istrinya sudah menata meja rapi banget, menyediakan pasta juga sebagai pendamping makanan. Sementara katanya cuma BBQ. Alasannya bikin pasta kan nggak repot. Kayak biasa hidangan makan malam mereka. Ya gitu deh.. buat aku sih tetap repot,” urainya panjang lebar. 

Konsep gampang para lelaki Italia ini ternyata beda dengan Thia. Suaminya sendiripun dari rumah menyiapkan salad dan grilled veggies sebagai side dish nanti.  

“Standar gampang mereka beda ya dengan aku. Santapan pertama pasta selesai, baru daging dipanggang. Nunggu lagi….! Kebayang kan… seperti apa situasi aku yang beda kebiasaan ini,” keluh Thia meski tetap tertawa.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories