Benar saja, bila menyimak tampilan di media sosial pria yang selalu ramah dan bersahaja ini, lebih banyak menghabiskan waktu di perjalanan. Baru saja terlihat menikmati sajian khas satu negara, selang beberapa jam sudah menikmati panorama negara lain.
Hari berganti.., eh tampak duduk santai pula menikmati langit Eropa. Menakjubkan! Semakin seru karena perjalanan mendunia ini pun tetap memboyong keluarga bila bersamaan jadwal liburan sekolah.
“Anak-anak terbiasa mengikuti perjalanan bisnis maupun liburan saya. Sudah nyaman-nyaman saja selalu ikut orang tua. Sekaligus jadi punya wawasan internasional” urainya.
Memang apa yang terlihat itulah terekam di benak anak-anaknya. Karena keseharian ayahnya, tak heran pula di tahun 2016 anak sulungnya memilih jurusan Komunikasi Internasional di negeri Kangguru dan lulus tahun 2020.
Begitupun ketika akhirnya sang putri dipersunting pria asal Autralia, dengan bekal yang sudah dipersiapkan Akbar sebagai ayah, jadi tidak ada kendala. Langsung bisa berbaur dengan keluarga maupun orang tua suami yang berbeda bangsa. Terlatih!
Begitupun ketika giliran calon menantunya memperkenalkan diri, cepat bisa diterima dan melebur dengan keluarga. Langsung mempelajari bahasa, budaya, adat kebiasaan termasuk makanan yang kadang sulit diterima lidah asing.
Lagi lagi tentu karena sifat terbuka tadi dan semua berlangsung natural dan saling menerima.
Menyusul si sulung, anak kedua dan ketiganya juga sama tekun dalam mencari ilmu. Akbar merasa sangat bersyukur semua berjalan baik, moril maupun material.
Begitu detil mempersiapkan pendidikan anak-anak sebagaimana dia sendiri tak lelah mencari ilmu. Berawal dari cita-cita ingin menjadi diplomat, dia menekuni Sastra Cina di Universitas Indonesia, Jakarta tahun 1984.