Setahun berselang, terdengar kabar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), juga Universitas Indonesia membuka jurusan baru, Hubungan Internasional. Ternyata Akbar masih menyimpan keinginan menjadi diplomat, lalu memutuskan masuk jurusan ini di tahun 1986. Sekaligus melengkapi ilmu sebelumnya.
Tidak berhenti sampai di sini, masih saja lanjut menekuni disiplin ilmu lain. Haus ilmu dan terus belajar. Itulah Akbar!
Dalam berbinis pun sangat hati-hati. Bagian ini, dia memilih serta memutuskan sendiri saja. Tidak melibatkan keluarga atas pertimbangan andai usaha mengalami kesulitan, keluarga tak perlu cemas. Sangat menjaga agar semua merasa aman dan nyaman menjalani hidup.
Begitulah totalitas seorang Akbar, baik terhadap diri sendiri maupun sebagai Ayah dan kepala keluarga.
Akbar, bisa jadi bukan seorang pria yang terbiasa menghamburkan untaian kata cinta pada anak-anak. Tetapi dia telah menunjukkan kecintaan itu dengan bukti.
Dalam setiap tetesan peluh keringatnya, selalu terselip kasih, cinta dan perjuangan. Itu semua telah mengubah segala sesuatu menjadi kebahagiaan keluarga seutuhnya.
Boleh lah ya, jadi inspirasi buat para ayah… (ita sembiring)