KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING
Pendampingan dan pengasuhan bukan semata terkait proses menanamkan “sesuatu” kepada anak-anak. Lebih dari itu, yakni mendidik (membelajarkan) anak-anak secara kritis agar kelak memiliki kemampuan self-reflection. Sehingga menjalani dan menangani relasi dengan orang lain secara utuh. Termasuk dengan semesta yang lebih luas.
Jadi, ketika seorang anak hadir di hadapan kita, itulah momen yang tepat untuk belajar lagi. Bukan malah mengajar. Zaman now anak-anak butuh inspirasi. Guru, termasuk orang tua, perlu koreksi diri. Tegasnya, melakukan penyesuaian. Sekali lagi, anak-anak butuh inspirasi, bukan melulu informasi.
Inilah salah satu orientasi agar tumbuh dengan tetap menjaga keutuhan kecerdasan mereka. Bukan pendampingan dan pengasuhan menekan. Dengan menampilkan dan mencontohkan pribadi yang layak ditiru, tak perlu lagi khawatir berlebihan melakukan banyak pendampingan dan pengasuhan.
Untuk melakukan dan mewujudkan kondisi itu, terutama adalah memberi cinta dan dukungan, sehingga kecerdasan yang dibutuhkan berkembang alamiah.
Baca juga: Moms, Pops Ayo Turut Sukseskan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
Disadari atau tidak, banyak kesempatan membuat anak-anak meletakkan persaingan sebagai kekuatan penggerak utama. Dianggap motivasi pendorong sehingga jadi bertekad dan fokus pada satu arah itu saja. Tanpa disadari, pada saat yang sama, kondisi itu membuat anak-anak menjadi takut gagal. Bahkan was-was jika memiliki kekurangan dari anak lain.
Implikasinya, anak-anak menjadi minim bahkan nihil kecakapan self-reflection! Tidak memiliki daya kritis yang diperlukan. Hanya menjadi raja di lingkup sendiri sehingga menjadi terbatas dan dibatasi diri sendiri.
Sejatinya, ultima esensial terkait hidup dan pendidikan adalah memperluas dan meningkatkan batas persepsi. Artinya, kita wajib menjauhkan anak-anak sekedar bertahan hidup setelah belasan tahun menjalani persekolahan. Anak-anak baiknya menjadi warga dunia namun tak tercerabut dari jati diri hakikinya. Mekar dan berbunga kapan dan di manapun berada, juga ke manapun kelak mereka pergi dan berdomisili.
Refleksi: Apa dan bagaimana kita sebagai orang tua zaman now mendampingi dan mengasuh anak-anak merespons “potensi turbulensi” di atas?
Untuk menyederhanakan, kita kelompokkan keberadaan anak-anak dalam tiga ranah, yakni: balita, anak-anak dan remaja. Lalu coba mencari orientasi dan teknis sederhana bagaimana mendampingi sesuai pengkategorian tersebut.
Semoga melalui orientasi ini, kita mampu menjalankan peran secara efektif. Ayo mencoba dan memulai perjalanan tersebut melalui 12 Adab Inspiratif berikut.
1. Kita Senantiasa Ada dan Hadir Utuh untuk Anak-anak
Temukan dan tentukan cara baru menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak. Pastikan kita selalu ada dan hadir secara utuh saat melakukannya agar kesempatan tersebut memperkuat hubungan. Bangun hubungan dengan tingkat kepercayaan tinggi. Termasuk saat mendisiplinkan mereka.
Anak-anak merasa aman dan nyaman melalui ikatan yang dibangun. Sehingga menanamkan kecenderungan kelak bahwa mereka akan lebih berpaling kepada kita saat menghadapi situasi sulit.
Pendekatan untuk Balita: Ilustrasi, kita melakukan kegiatan membangun rumah dari balok bersama. Saat bermain, tambahkan satu atau dua kata lain pada apa pun yang mereka katakan. Misal: Mereka bermain dengan bola dan mengatakan bola! Kita beri imbuhan, misal dengan mengatakan “bola biru!” Ini cara efektif menjalin keterhubungan dan memperluas kosa katanya.
Baca juga: Apa, Mengapa dan Bagaimana Menyikapi Parenting Zaman Now?
Pendekatan untuk anak-anak: Ilustrasi, kita main “game” bersama! Tetapkan sasaran di akun masing-masing sebagai kompas dan pemicu. Agar mereka tau apa yang akan dicapai bersama saat bermain. Dengan menetapkan semisal tiga sasaran, akan membantu mereka mencapai sasaran tersebut. Di bagian akhir, sama-sama tau capaian yang dapat kita upayakan.
Pendekatan untuk remaja: Ilustrasi, bangun dialog untuk mengetahui apa yang mereka targetkan dan bagaimana mencapainya! Di awal, yakinkan bahwa kita memiliki perhatian dan minat tinggi atas apa yang mereka pikirkan. Masuk ke relung terdalam kehidupannya. Bagikan juga kisah inspiratif yang kita lakukan di saat seusia mereka. Sambil memasukkan cerita bagaimana dulu kita memikirkan dan melakukan apa yang kita rencanakan.
Menarik dan uptodate. Hal penting yg saat ini mmg hrs dikuasai oleh para keluarga muda.