5. Menemukan Akar Masalah
Secara umum, dalam perjalanan proses pendampingan dan pengasuhan anak-anak oleh orang tua, lebih banyak terjadi perilaku negatif daripada perilaku itu sendiri. Bisa jadi karena faktor internal dan/atau eksternal.
Alih-alih fokus menanggapi masalah yang dihadapi, lebih baik mencari tahu faktor penggerak suatu persitiwa terjadi. Cari alasan di balik tindakan anak-anak melakukan suatu hal. Lalu fokus menyelesaikan masalah tersebut.
Pendekatan untuk Balita: Pertimbangkan alasan di balik perilaku mereka. Semisal balita kita mengamuk. Pikirkan dan cari tau apa yang mungkin mereka rasakan sebelumnya.
Pendekatan untuk anak-anak: Ajukan pertanyaan untuk membantu menemukan akar masalah secara mandiri. Imbau mereka memikirkan mengapa bertindak begitu. Tanya emosi apa yang dirasakan sehingga mengarahkan mereka ke tindakan tersebut.
Baca juga: Aplikasi ELSIMIL Dikembangkan Untuk Data Riwayat Kesehatan Bumil dan Ibu Dengan Balita
Pendekatan untuk remaja: Dorong mereka mencatat emosinya dalam buku harian. Saat merenung dan mencatat, mungkin menyadari saat mereka marah paling sering terjadi. Bisa jadi di saat stres tentang tugas sekolah. Atau faktor penggerak lain.
6. Mempertimbangkan Tahap Perkembangan
Seiring pertumbuhan anak-anak, pola asuh juga ikut berubah dan berkembang. Bayi tidak akan memahami hal sama seperti balita. Begitupun balita, takkan memahami hal sama seperti anak remaja.
Pertimbangkan seksama perkembangan anak-anak sebelum mengambil tindakan. Apakah diperlukan alat bantu untuk melakukan percakapan tertentu. Atau, harus mengikuti aturan tertentu.
Pendekatan untuk Balita: Manfaatkan secara optimal perhatian dan kepedulian. Bukan penalaran semata. Alih-alih menjelaskan kepada mereka mengapa tidak boleh memiliki mainan tertentu, alihkan perhatian dengan mainan yang berbeda.
Pendekatan untuk anak-anak: Dorong anak-anak menggunakan bentuk perasaan yang sesuai. Agar semua terbantu bagaimana cara mengekspresikan emosi dengan benar dalam situasi tertentu. Bentuk emosi yang terlihat langsung, misalnya melalui ekspresi wajah. Ambil ekspresi wajah gembira. Lalu beri nama emosi tersebut. Demikian juga untuk ekspresi emosi lainnya.
Pendekatan untuk remaja: Berundinglah, hindari merendahkan melalui ekspresi yang memancing emosi tidak pada tempatnya. Jelaskan dengan pas mengapa sesuatu perlu dilakukan. Di saat bersamaan, jelaskan pula mengapa suatu hal tidak perlu. Kaitkan dengan aturan yang dibangun bersama.
Pendidikan dalam hal pendampingan dan pengasuhan pada intinya lebih membutuhkan inspirasi dari sekedar informasi. Hanya manusia yang terilhami dan tercerahkan dapat mengubah kehidupan mereka sendiri dan kehidupan di sekitar mereka. Kita wajib membantu anak-anak melalui pendampingan dan pengasuhan agar kondisi tersebut mewujud.
Baca juga: Perkuat Peran Guru dalam Ciptakan Lingkungan Pendidikan Toleran dan Mencintai Keberagaman
Agar kecerdasan dengan integritas dan intensitas tinggi berkembang di masyarakat, kita harus menyemainya. Menanam dan memupuknya di dalam diri sendiri dan dalam sanubari anak-anak. Dan di dalam proses pendampingan dan pengasuhan secara menyeluruh. (Bersambung)
Catatan:
Enam Adab Inspiratif lainnya akan di sajikan pada seri berikutnya. Yakni Bagian Kedua, meliputi: (7) Ubah Kesalahan Menjadi Peluang Belajar, (8) Tindak Lanjut, (9) Gunakan Pendekatan Penguatan Membangun, (10) Pilih Proses Pendisiplin Dibanding Menghukum, (11) Membangun dan Memelihara Kepercayaan, dan (12) Pendekatan Manjur Parenting Positip.
Inspirasi awal: 11 Positive Parenting Strategies You Need to Start Using | Prodigy Education (prodigygame.com)
Foto utama oleh Ketut Subiyanto dari Pexels
Menarik dan uptodate. Hal penting yg saat ini mmg hrs dikuasai oleh para keluarga muda.