3. Keinginan mengurangi rasa sakit
Pada beberapa kasus penyakit, seperti infeksi pada telinga, gerakan memukul adalah cara yang dilakukan anak untuk meredam rasa sakit di kepalanya. Jika si kecil sedang batuk pilek, disertai demam kemudian ia semakin sering memukul-mukul kepalanya, lebih bijak jika Moms segera membawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
4. Mengalami gangguan perkembangan
Jika anak sudah amat sering memukul-mukul kepalanya di berbagai situasi, maka Moms harus mulai waspada. Salah satu gejala terjadinya gangguan perkembangan pada anak, misal pada kasus autisme.
Selain memukul kepalanya, anak-anak dengan autisme mempunyai gejala lain, diantaranya menggigit tangannya sendiri, membenturkan dagu dengan tangan, menekuk tubuhnya hingga dahinya menempel di lutut, juga membenturkan kepalanya ke benda keras, seperti tembok atau lemari.
5. Mencari perhatian dari orangtua
Untuk meminta perhatian orang dewasa, anak kecil melakukan berbagai hal seperti menjerit, menangis dan memukul kepalanya. Orang tua cenderung akan datang padanya jika anak melakukan hal yang dinilai membahayakan.
Lantas, bagaimana cara mengatasi kondisi saat si kecil memukul dirinya sendiri?
Menurut ahli,Moms dan Pops harus peka dan melakukan hal-hal sebagai berikut:
Baca juga Moms, Bagaimana kalau Anak Sakit saat Mudik? Tetap Tenang dan Bertindak Bijak
1. Jangan menciptakan situasi yang menekan anak
2. Menjaga intonasi suara agar tetap tenang dan pelan
3. Peluk dan usap punggungnya agar ia tenang
4. Tahan tangan yang memukul-mukul dengan hati-hati
5. Bisikkan kata-kata yang menenangkan
6. Putar music berirama pelan dan syahdu agar ia lebih tenang
7. Tanyakan apa yang membuatnya kesal atau frustasi
8. Minta ia untuk tidak mengulangi perbuatannya
Menjadi orang tua adalah sekolah seumur hidup. Apapun yang anak lakukan akan menjadi pembelajaran bagi Moms, termasuk saat si kecil memukul dirinya sendiri. Semoga tetap semangat belajar, ya, Moms!
Foto utama dari Pexels.com