Save the Children Indonesia Beri Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana Pada 25 Sekolah, 10 Sekolah di Antaranya Masih Belajar Mengajar di Tenda Darurat
Gempa di Kabupaten Cianjur telah memasuki bulan kelima paska bencana. Di tanggal 26 April 2023 lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memilih tema “Sustainable Resillience” atau “Ketahanan Berkelanjutan”.
Hal ini sejalan dengan yang dilakukan Save the Children Indonesia bersama LPBI NU Jawa Barat dalam respons paska gempa di Cianjur untuk memperkuat Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Data Laporan Sekretariat Nasional SPAB, terdapat 880 satuan pendidikan yang terdampak bencana. Sementara itu, 1.716 siswa dan 566 guru luka-luka, serta 45 siswa dan 11 guru meninggal dunia.
Imbas dari gempa Cianjur, Save the Children melihat urgensi pelatihan penguatan SPAB perlu dilakukan kepada sekolah di Cianjur. Untuk itu, Save the Children bekerja sama dengan LPBI NU Jawa Barat, mendukung Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kab. Cianjur untuk melakukan Pelatihan Pendidikan di Situasi Darurat, Pelatihan Fasilitator Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial, serta Pelatihan Sekolah Aman untuk penguatan SPAB kepada 25 sekolah di Kabupaten Cianjur, di mana 4 SD dan 6 SMP di antaranya masih belajar di bawah tenda. Para kepala sekolah, komite sekolah, dan guru-guru didorong untuk mengikuti pelatihan ini agar siap siaga apabila terjadi bencana. Sebagai tindak lanjut, 25 sekolah yang mendapat pelatihan melakukan pengimbasan kepada warga sekolah secara menyeluruh, khususnya anak-anak.
Baca juga: Moms dan Pops, Ayo Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar
“Gempa Cianjur terjadi saat proses belajar mengajar masih berlangsung di beberapa sekolah. Banyak warga sekolah yang tidak mengetahui bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana. Alhasil, banyak anak dan guru yang terluka, bahkan meninggal karena gempa. Kami melihat urgensi kesiapsiagaan bencana di sekolah dan mendukung Disdikpora Cianjur dalam pelatihan SPAB supaya seluruh warga sekolah memahami cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana,” tutur Troy Pantouw, Chief of Advocacy, Campaign, Communication, Media – Save the Children Indonesia.
Save the Children juga mendampingi 25 sekolah dalam menyusun dokumen Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah yang berisi sejarah bencana, tim siaga bencana, peta jalur evakuasi, sampai perencanaan skenario simulasi bencana. Selanjutnya, setelah dokumen selesai disusun, sekolah wajib melakukan simulasi bersama seluruh warga sekolah agar semua warga punya kapasitas siap siaga bencana.
“Setelah mengikuti pelatihan, saya jadi tahu berbagai macam bencana yang ada di Indonesia, khususnya bencana yang terjadi di Kab. Cianjur. Pelatihan ini sangat penting, kita jadi tahu harus bagaimana, harus apa, pelajaran apa yang harus diberikan, tindakan apa yang dilakukan ketika terjadi bencana, termasuk untuk keamanan peserta didik, harus ke mana jika ada gempa, yang dipersiapkan apa saja,” jelas Yulianti, guru di salah satu sekolah dasar di Kab. Cianjur.
Untuk memastikan kesiapsiagaan warga sekolah, Save the Children juga mendorong untuk melakukan simulasi bencana secara berkala di sekolah. Simulasi bencana tahap pertama setelah pengimbasan akan dilakukan pada awal Mei dan diikuti oleh seluruh warga sekolah, baik guru, kepala sekolah, maupun anak-anak.
Baca juga: Apa Itu Kolostrum, Nutrisi Terlengkap dan Alami untuk Bayi
“(Kami) belajar sambil nyanyi ‘bila ada gempa’. Karena sudah gambar denah evakuasi, sekarang tahu kalua ada gempa larinya ke mana. Kalau gempa harus siapin KTP anak, tas siaga, dan tahu titik jalur evakuasi. KTP anak isinya nama, tempat tanggal lahir, tempat tinggal, nama sekolah,” tutur Ahmad, 10 tahun, seorang siswa yang mendapatkan pengimbasan pelatihan SPAB dari guru di sekolahnya.
Sejak hari kedua pasca gempa, Save the Children melakukan respons tanggap darurat hingga proses pemulihan pasca bencana di Cianjur sampai saat ini. Bantuan yang didistribusikan di antaranya: shelter kit, perlengkapan kebersihan untuk keluarga dan anak, perlengkapan untuk ibu dan anak, tandon air, distribusi air bersih, tenda sekolah, ruang belajar sementara, dan perlengkapan kembali ke sekolah untuk anak-anak. Saat ini, Save the Children telah menjangkau 11.390 penyintas gempa, di mana 9.898 di antaranya adalah anak-anak.
Foto utama dari WorldBank.org