Mungkin masih banyak orang yang asing dengan istilah sirkumsisi pada anak laki-laki?
Moms dan Pops, istilah ini dipakai untuk proses membuang kulit khitan pada bagian kepala penis anak laki–laki atau lebih dikenal dengan sunat atau khitanan. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, khitan pada laki-laki hukumnya wajib. Sedangkan alasan lainnya karena pertimbangan medis.
Praktik khitan sering dikaitkan dengan proses kedewasaan dan kebersihan diri. Selain itu memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, terutama untuk mencegah risiko terkena berbagai penyakit seksual menular dan penyakit yang mengganggu fungsi penis. Lalu, kapan waktu yang baik untuk khitan pada anak laki – laki?
Waktu yang Tepat untuk Sirkumsisi
Hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai usia yang tepat untuk melakukan sirkumsisi pada anak laki–laki. Salah satu penelitian berupa uji klinis yang dilakukan di salah satu Rumah Sakit, di Turki pada 2014. Membentuk tiga kelompok anak berdasarkan usia yang akan menjalani sirkumsisi. Kelompok pertama; usia anak kurang 1 tahun. Kelompok ke dua: usia anak 1-7 tahun dan kelompok ke 3; usia anak di atas 7 tahun.
Pengujian ketiga kelompok ini berdasarkan; waktu pemulihan tercepat, resiko komplikasi yang paling sedikit dan biaya terendah. Lalu hasil pengujian ini menunjukan bahwa melakukan sirkumsisi pada anak usia dibawa 1 tahun (kelompok 1) mempunyai risiko komplikasi dan pendarahan lebih kecil. selain itu tingkat penyembuhannya cenderung lebih cepat serta dengan biaya lebih rendah, jika dibandingkan dengan sirkumsisi pada anak usia di atasnya.
Baca juga Apakah Anak Merupakan Perpanjangan Ambisi Orang Tua?
Sedangkan menurut pandangan Islam, ada beberapa keterangan yang dapat dijadikan pegangan bagi anak untuk berkhitan. Disaat anak menginjak usia baligh, maka anak wajib berkhitan. Karena tanpa berkhitan maka syarat sah sucinya tidak terpenuhi dan salatnya tidak sempurna.
