Keragaman, Kegunaan dan Keterbatasan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Buatan

Dari uraian generik di atas, apakah terbaca atau terasa ada “niat tak baik” dari dilahirkannya teknologi dalam bidang pembelajaran untuk menjamin hadirnya pengalaman pendidikan bagi tiap siswa atau mahasiswa?

Sama sekali tak tampak, tidak terasa. Bahkan tidak terendus dengan indrawi yang dimiliki. Namun, kelahiran suatu terobosan dengan niat baik sekalipun, selalu disertai dengan unintended consequences!

Wajib mewaspadai hal ini!

*Agar tidak terjebak limitasi atau akibat negatif dari kelahiran dan kehadiran teknologi tersebut dalam bidang pendidikan, ada baiknya dilakukan upaya antisipatif.

Baca juga: Manfaat Mindfulness untuk Ibu Hamil, Mudah dan Bisa Dilakukan dengan Santai di Rumah

Berikut beberapa saran sebagai pertimbangan, terutama bagi para guru dan orang tua dalam mendampingi pendidikan anak. Gunanya mendorong mereka menggunakan alat bantu berbasis Kecerdasan Buatan, seperti ChatGPT misalnya, dengan pemahaman awal yang memadai.

Jadi, dapat diharapkan bahwa dalam proses pendidikan mereka, pembelajaran dan pelajaran, terhindar dari unintended consequences.

1. Perkenalkan Manfaat: Jelaskan kepada anak-anak manfaat menggunakan alat bantu pembelajaran berbasis Kecerdasan Buatan terkait studi mereka. Tekankan, alat ini dapat memberikan dukungan tambahan. Misalnya akses cepat ke sumber informasi. Termasuk mendapatkan pengalaman belajar yang dipersonalisasi dan peluang pemecahan masalah secara kreatif.

Foto oleh Nguyen Dang Hoang Nhu

2. Jelaskan Keterbatasan: Uraikan keterbatasan alat bantu pembelajaran berbasis Kecerdasan Buatan. Harus digunakan sebagai pelengkap, bukan pengganti untuk interaksi manusia dalam kerangka membangun kemampuan berpikir kritis. Dorong anak-anak mengembangkan ide dan solusi sendiri secara mandiri. Bukan hanya mengandalkan respons yang dihasilkan alat bantu berbasis Kecerdasan Buatan.

3. Dorong Penggunaan yang Bertanggung Jawab dengan tetap mengawal dalam penggunaan. Perhatikan aspek etika, diskusikan pentingnya menghormati privasi dan menghindari plagiarisme. Gunakan ini sebagai alat bantu belajar, bukan jalan pintas. Tekankan pentingnya kewajiban mengevaluasi dan memverifikasi secara kritis informasi yang diperoleh dari sumber berbasis Kecerdasan Buatan.

4. Menumbuhkan Keingintahuan: Dorong anak-anak menjelajahi dan menggunakan alat bantu pembelajaran berbasis Kecerdasan Buatan (seperti ChatGPT misalnya) untuk mengajukan pertanyaan. Sekaligus mencari penjelasan dengan cara menggali lebih dalam terkait bidang minat. Ajari mereka mendekati Kecerdasan Buatan sebagai sumber berharga memperluas pengetahuan dan pemahaman berbagai mata pelajaran.

5. Beri Bimbingan dan Pengawasan: Guru dan orang tua wajib terlibat aktif membimbing penggunaannya. Tetapkan ekspektasi dan panduan penggunaan dengan jelas. Pastikan anak-anak memahami cara menavigasi dan menginterpretasi hasil selancarnya secara efektif.

6. Gelorakan Kolaborasi: Dorong mereka berkolaborasi dengan teman sebaya saat menggunakan alat berbasis Kecerdasan Buatan. Kembangkan lingkungan kelas atau rumah tempat anak-anak saling berbagi wawasan. Mendiskusikan temuan dan belajar bersama dari respons yang dihasilkan Kecerdasan Buatan. Kolaborasi membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Juga menumbuhkan pemahaman lebih dalam tentang materi yang sedang dipelajari.

7. Menumbuhkan Kreativitas: Ingatkan anak-anak bahwa alat berbasis Kecerdasan Buatan dapat digunakan sebagai alat bantu kreatif. Dorong mereka berpikir di luar kotak. Jelajahi cara inovatif memanfaatkan alat ini untuk pemecahan masalah. Menghasilkan gagasan unik berbasis proyek (project-based).

8. Tekankan Pembelajaran Seumur Hidup: Yakinkan anak-anak bahwa teknologi berbasis Kecerdasan Buatan akan terus berkembang. Jadi wajib terus beradaptasi dan belajar memanfaatkan potensi penuhnya. Harus tetap mendapat informasi tentang kemajuan Kecerdasan Buatan. Lalu, jelajahi alat baru saat tersedia.

9. Berikan Bimbingan Berkelanjutan: Tawarkan dukungan dan bimbingan berkelanjutan saat anak-anak menavigasi alat berbasis Kecerdasan Buatan. Bersiaplah menjawab pertanyaan, memberikan umpan balik dan mengatasi masalah apa pun yang mungkin ada. Secara berkala periksa kemajuan mereka. Tawarkan bantuan jika membutuhkan.

10. Percepat Literasi Digital Terjadi: Bantu anak-anak mengembangkan keterampilan literasi digital secara kreatif dan kritis. Caranya? Bantu mereka bagaimana cara mengevaluasi dan memverifikasi informasi dari alat bantu ini. Ajari membedakan sumber terpercaya. Sampaikan cara menilai kredibilitas atas tanggapan yang dihasilkan. Tetap berpikir kritis atas semua informasi yang diterima.

Dengan menjiwai beberapa saran baik di atas, guru dan orang tua dapat secara efektif mendampingi anak-anak memanfaatkan alat berbasis Kecerdasan Buatan secara bijak. Sehingga memungkinkan meningkatkan pengalaman belajar dan mengembangkan keterampilan berharga untuk masa depan.

Kita mau anak-anak kini dan kelak dapat menikmati manfaat tepat hasil nyata perkembangan sains dan teknologi. Adalah mutlak meningkatkan kesadaran semua pihak.
Caranya?

Orang tua dan guru terlebih dahulu meningkatkan kesadaran diri terkait keberadaan dan kemajuan alat bantu pembelajaran berbasis Kecerdasan Buatan tersebut. Alpa mendampingi dengan kesadaran memadai, tak mustahil berpotensi merusak peradaban.

Baca juga: Pemerintah Didesak Memprioritaskan Isu Kesehatan Mental Orang Tua Demi Keselamatan Anak

“Begitu hidup didasari kesadaran berlandaskan kejelasan, eksistensi dan ekspresi kita akan nyata. Terhindar dari konflik karena intervensi apapun, oleh siapapun, kapanpun dan di manapun berada. Termasuk intervensi Kecerdasan Buatan!”

“Pendidikan dalam kesejatiannya bukan semata menggali informasi, tetapi justru mebangun inspirasi. Hanya insan yang diilhami kesadaran karena kejelasan, sekali lagi, yang mampu mengubah kehidupan sendiri dan kehidupan di sekitar mereka menjadi lebih bermanfaat dengan tepat!”

Ini yang disebut dengan Kecerdasan Sungguhan, yang dipastikan mampu membentengi dari potensi unintended consequences sebagai residu dari hadirnya Kecerdasan Buatan yang telah menjadi keniscayaan.

Maximus Gorky Sembiring adalah seorang pegiat pembelajaran
sepanjang hayat & praktisi pendidikan jarak jauh serta guru
besar Manajemen Pendidikan Jarak Jauh di Universitas Terbuka.




Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories