“Latar belakang pendidikan sayakan Desain Grafis, dan itu sangat berperan baik untuk pribadi maupun saat membuat konten. Jadi ada unsur grafis dan bikin menarik. Walaupun sekarang banyak aplikasi tinggal klik, namun tetap merasa lebih senang dan beruntung memiliki dasar ilmu grafis. Kalau aplikasi saja rasanya kurang orisinal,” tambahnya lagi.
Leo merasa ilmunya sangat membantu dalam membangun karir di dunia pariwisata. Jadi punya ketrampilan dalam pengambilan foto maupun video. Bahkan merambah ke pembuatan logo wisata daerah. Dia pun sempat dipercaya mendesain logo wisata daerah Buton Tengah dan sudah diluncurkan 2 tahun lalu.
Bertahan di dunia pariwisata, tidak membuatnya kuatir kehabisan kesempatan. Leo merasa dengan semakin berkembangnya travel agent, baik secara profesional ataupun perorangan, menjangkau wisata Indonesia sekarang sudah sangat mudah.
Apalagi kebutuhan generasi sekarang untuk “tampil” jauh lebih tinggi. Imbasnya tentu semakin banyak dan semakin luas jangkauan wisata yang dikunjungi. Bukan hanya tempat-tempat mainstream tapi juga “blusukan” ke potensi wisata yang belum terlalu dikenal. Demikian ditambahkan Leo.
Sekaligus dia juga menyarankan untuk kaum muda yang sedang atau akan memulai berkarir di dunia pariwisata terutama sebagai blogger atau influencer, harus mengedepankan semangat berbagi informasi dan cerita. Bukan sekedar mengejar materi atau FYP sampai menghalalkan konten segala rupa yang kurang baik.
“Materi dan FYP akan datang sebagai bonus. Generasi muda sebaiknya jadi wisatawan yang sadar wisata. Bukan sekadar datang, foto-foto, pulang! Tetap harus menjaga alamnya juga. Luangkan waktu mencari informasi lebih tentang destinasi yang dikunjungi sebagai bahan berbagi cerita dan informasi. Bukan tidak mungkin suatu saat kita menjadi penyambung lidah antara teman-teman di daerah kepada pemegang kepentingan di Kota,” celotehnya penuh semangat menutup perbincangan.